Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Belajar Peduli Kesehatan Mental dari Pupuh Tembang Dandanggula

12 Oktober 2019   00:40 Diperbarui: 12 Oktober 2019   15:14 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gangguan jiwa yang secara kultural saat itu diyakini sebagai teluh, sihir, guna-guna. Ataupun gangguan dari makluk halus penunggu alam. Semua dimohonkan enyah dari keluarga. Tembang yang menempatkan diri pada harmoni relasi.

Alampun mendukung doa kidung si Mbah. Malam yang senyap menjadi media perambat suara yang tanpa hambatan. Dinding rumah yang saat itu kebanyak berupa jajaran bilah papan maupun anyaman bambu, menyisakan rongga menyusupkan suara.

Lantunan doa pribadi menjalar ke rumah-rumah tetangga menjadi doa komunal. Empati terjadi tanpa rekayasa, seluruh tetangga mendukung doa si Mbah agar 'rewel'nya Pak Lik mereda. Penanganan gangguan kesehatan jiwa masa tersebut.

Apakah mantra tersebut masih manjur hingga kini? 

Dengan pemaknaan kekinian edukasi masyarakat agar memiliki kepedulian terhadap kesehatan mental. Menggunakan teknologi komunikasi kekinian untuk mengakses pertolongan. Semua ditempatkan sebagai wujud berkat pertolongan Tuhan.

Mbah yang nembang, menunjukkan keluarga atau siapapun yang mengalami gangguan kesehatan mental tidak diam saja. Mencari penjelasan. Membuka diri untuk mendapatkan pertolongan.

Para tetangga yang mendengar tembang dan mendukung dalam doa komunal. Menggambarkan kepedulian lingkungan. Tidak menutup telinga atas suara lirih atau teriakan sesama. Tanpa penghakiman yang menjauhkan dari upaya kesembuhan.

Pengelolaan sadar kesehatan mental berbasis kearifan lokal. Kekayaan budaya bangsa Indonesia. Belajar Peduli Kesehatan Mental dari Pupuh Tembang Dandanggula Salam sehat.

Sumber: satu, dua, tiga, empat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun