Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pemaknaan Ki Lurah Semar Berbusana Motif Kawung

2 Oktober 2019   23:43 Diperbarui: 3 Oktober 2019   10:31 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Motif batik kawung (sumber:https://batiknusantara.info)

Bulatan buah kawung yang dibelah dua, menampakkan empat cekungan ke empat penjuru sudut. Bentukan ini menginspirasi dan dilekatkan pada pola kain batik oleh pembatiknya.

Buah kawung inspirasi pola kawung (sumber:tribunnews.com)
Buah kawung inspirasi pola kawung (sumber:tribunnews.com)
Pola ini juga ditafsirkan sebagai visualisasi bunga lotus atau seroja dengan empat lembar mahkota bunga yang merekah sempurna. Secara etnobotani, bunga lotus (Nelumbo nucifera Gaertn.) melambangkan umur panjang dan kesucian.

Kain motif kawung secara simbolik mengandung makna kemurnian, kesucian hingga kesempurnaan. Ada pula yang memaknai kawung erat dengan kata suwung artinya kosong. Menyimbolkan tindakan mengosongkan nafsu dan hasrat duniawi.

Pribadi yang bersedia mengosongkan diri, tidak mengutamakan niat diri, netral tidak berpihak. Mampu momong suasana, mengawal aliran kehidupan selaras dengan alam dan zamannya. Tetap memegang visi kesempurnaan kehidupan bersama.

Ki Lurah Semar Berbusana Motif Kawung
Ki Lurah Semar, manusia titisan Dewa Ismaya, pribadi yang berakhlak sangat baik dan bijaksana, digambarkan selalu mengenakan motif kawung ini. Selalu mengawal kehidupan para Pandawa dengan cara momong tidak berpihak. Kearifan karya pujangga lokal dalam menjaga kehidupan berbangsa bernegara.

Semar berbusana motif kawung (pinterest.com)
Semar berbusana motif kawung (pinterest.com)
Memberikan masukan sesuai dengan tuntutan zaman. Ki Lurah Semar tak harus merujuk pada gender pria loh. Penggambarannya adalah laki-laki dengan payudara perempuan. Sehingga tokoh ini juga merasuk pada perempuan yang bersedia momong dengan balutan pola kawung.

Implementasi kekinian
Dalam keseharian kekinian, saya yakin cukup banyak Semar yang mengabdi di semua lini kehidupan. Sebagai pengejawantahan Batara Ismaya berharap semar masa kinipun dapat menyuarakan kebenaran dan mewarnai kehidupan di lingkungannya. 

Jiwa-jiwa Semar juga merasuk dalam dunia blog semisal kompasiana yang saya temui di postingan para sahabat.

Tersemat jiwa Semar berbusana motif kawung di pelbagai bidang. Menjelma pada birokrat, teknokrat, juga para kawula kebanyakan. Memang jumlahnya tidak melimpah, namun beliau-beliau ada. Kecuali Semar gadungan yang mudah beralih rupa, silau oleh goda.

Semoga Semar kekinian tetap mengenakan motif kawung dalam menjalankan tugas. Mengarah pada kesempurnaan hidup berbangsa, mengosongkan atau setidaknya meminimalkan hasrat pribadi. Selamat mengenakan motif kawung dalam kehidupan keseharian, meneladan Ki Lurah Semar.

Selamat Hari Batik Nasional, 2 Oktober 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun