Bergeser ke sudut karawitan. Kagum dengan kelincahan Huda siswa SMAN I Salatiga memainkan demung. Begitupun Samuel dari sekolah yang sama dengan kempul gong.Â
Andra yang sedang mendaftar menjadi siswa MAN Salatiga memainkan kenong. Jawaban lugu ya senang saja dengan kerawitan. Terima kasih para pewakil generasi Z yang senang berkiprah di kesenian tradisional.
Kesempatan berkesenian
Bermula dari GKJ Sidomukti yang merayakan syukur ulang tahun ke-25 dengan suguhan pagelaran ketoprak. Bapak Pdt. T. M. Eben Haezer Lalenoh, STh., MA. menyampaikan ide cerita dan Pak Amrih Gunarto, SSn., MPd. selaku sutradara meraciknya dalam lakon Songsong Agung Triwiguna Murca. Merakit tuntunan dalam tontonan. Beliau-beliau adalah bagian dari generasi X.
Pagelaran yang melibatkan banyak pihak, menarik banyak pendeta lintas gereja, lintas wilayah, instansi maupun iman. Kebersamaan untuk nguri-uri kabudayan kesenian tradisional ketoprak. Tentunya melibatkan antar generasi dari generasi sepuh baby boomers, gen X, gen Y dan Z.
Sungguh terharu dengan jawaban Pak Amrih, seniman yang menyutradarai acara ini atas ungkapan terima kasih untuk kesabaran, ketelatenan beliau melatih pemain 'amatiran'.Â
Beliau menjawab, terima kasih juga diberi kesempatan untuk 'berkesenian' dan seluruh dukungan untuk pagelaran. Dalam diri seorang seniman, darah yang mengalir menderas dengan adanya 'panggung kesempatan berkesenian'. Kesempatan dan dukungan aneka pihak untuk 'manggung' memacu dan merawat kreativitas.
Minat generasi muda berkesenian tradisional
Melongok singkat dalam skala yang sangat mikro, bagaimana generasi Y dan Z berkesenian tradisional, menghadirkan rasa syukur bangga. Super mikro karena hanya berdasarkan satu event pagelaran dengan skala wilayah observasi Salatiga Salatiga.