Berseragam hitam saat pentas, dengan sigap membantu setiap pemain mulai dari alur keluar masuk panggung sesuai arahan sutradara. Mengajari penggunaan flip-on untuk setiap pemain. Menjadikan pertunjukan tradisional dengan balutan teknologi kekinian.
Sungguh beruntung mengobrol dengan enam (6) pemain gaprukan prajurit yang berlaga dalam pagelaran. Usia muda mereka sebagai pewakil generasi Y. Keseharian beliau adalah pemain wayang orang dan ketoprak di Taman Balekambang, Solo. Menyandarkan diri pada ekspresi kesenian tradisional.
Cuplikan krida Generasi Z berkesenian tradisional
Generasi berikutnya adalah generasi Z (gen Z) yang lahir dalam rentang tahun 1995 sampao 2010. Artinya pada tahun 2019 ini berusia 9-24 tahun. Mereka lahir pada era internet. Referensi berkesenian tradisional juga melekat dengan internet. Semisal, belajar dengan sumber dari youtube.
Salah satu contoh generasi Z yang sangat lekat dengan kesenian tradisional adalah Sandrina dari IMB. Serasa mengingat decak kagum kepada penari cilik Sandrina yang seluruh gerakkannya menyentuh perasaan penontonnya.
Mewakili generasi Z, mari berkenalan dengan mbak Tera. Beliau adalah penari dan baru saja lulus SMA, sedang berproses menjadi mahasiswa ISI Yogyakarta.Â
Menyaksikan keluwesan mbak Tera menari sudah biasa. Kini menyaksikan dedikasi mbak Tera melatih empat remaja putri yaitu Mirel dkk. dengan usia belasan. Generasi Z melatih tari tradisional kepada generasi Z, luar biasa kan.
Menyapa Mas Zein (22 tahun) mahasiswa IAIN Salatiga yang aktif di UKM musik. Pada pagelaran ketoprak ini Mas Zein menjajal kemampuan di bidang peran sebagai salah seorang pangeran.Â
Untuk kawasan Salatiga, IAIN sangat terkenal sebagai ladangnya persemaian bibit pemain teater dan tarian tradisional semisal Tari Topeng Ireng yang dinamis.