Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Durian dan Tokoh Pewayangan

8 Maret 2019   08:48 Diperbarui: 8 Maret 2019   21:39 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Durian Drupadi membabar rezeki (dok pri)

Mengunggah tulisan Buah Lokal, Mendulang "Emas" dari Kebun, mendapat aneka tanggapan dari sahabat K. Khususnya buah durian yang sering disebut si raja buah. 

Durian yang kontroversial, banyak digandrungi penggemarnya, namun sekaligus tidak disukai aromanya oleh sebagian pembaca. Yang jelas durian menjadi sandaran hidup pagi pekebun dan pedagangnya.

Origin buah durian adalah wilayah Asia Tenggara. Meliputi aneka spesies dari marga Durio. Umumnya yang diperdagangkan adalah D. Zibethinus. 

Pusat keanekaragaman durian yang melimpah adalah Pulau Kalimantan dengan aneka jenis mulai yang umum hingga eksotik. Banyuwangi juga memasok durian eksotik yaitu durian merah (D. graveolens).

Bagi penggemar buah durian perpaduan rasa pahit-manis, komposisi gula-alkohol, kekenyalan-kekesatan daging buah, warna serta ketebalan daging buah sangat diperhatikan. Indonesia merupakan surga bagi penggemar durian, keanekaannya mewadahi aneka selera konsumennya. 

Buah durian lokal dan lokal unggul memiliki rasa dan aroma yang khas tajam menyengat, sehingga tak tertandingi gempuran buah durian impor yang memajang manis di gerai super market. Ada sensasi tersendiri menikmati durian di dekat kebun, kedai langganan di pinggir jalan pada musim durian.

Durian dan Tokoh Pewayangan

Penamaan durian lokal cukup unik, siapa yang tak kenal durian Petruk, ikon durion dari Kabupaten Jepara. Apakah lantaran juringnya yang memanjang seperti hidung Petruk, ataukah rasanya yang setengah memabukkan hingga bermimpi serasa Petruk menjadi raja? Yah penamaan yang dekat dengan jagad pewayangan.

Durian Petruk mendapat sertifikasi nasional sebagai durian unggul Jepara pada 1984.

Kini pohon induk tunggal (PIT) sudah tiada tinggal turunannya atau bahkan silangannya. Kekayaan plasma nutfah buah eksotis ini sangatlah perlu dijaga agar tidak punah, selain sebagai materi indukan penghasil langsung juga berperan sebagai indukan persilangan untuk menghasilkan aneka tampilan rasa baru. Kini yang beredar di pasaran adalah anak-cucu-buyut Petruk.

Bawen Hortimart Agro Centre yang memiliki bagian kebun, green resto serta gerai pajang menjadi salah satu produsen durian lokal. Pak Budi Dharmawan sang empunya selain menanam durian unggul nasional juga memiliki koleksi indukan durian lokal. Penamaannya unik mengikuti jagad pewayangan.

Bersama senior kebun yang menjadi salah satu peneliti di sini, beberapa waktu lalu berkesempatan mengunjungi kebun durian lokal. 

Koleksi durian lokal berada di bagian punthuk perbukitan (serasa gunungan wayang), mengitari embung sejenis telaga alit reservoir air di musim kemarau. Menikmati koleksi durian di tepian telaga sunyi, angin semilir sungguh nikmat.

Ada si cantik lincah menggemaskan Srikandi salah satu istri Raden Harjuna trah Pandawa. Cerdas, trengginas dalam kiprah dan setia. Kesetiaannya menanti di tepi telaga sunyi, embung di Bawen juga berarti setia memberikan rezeki kepada penanamnya.

Durian Srikandi menanti di tepi (telaga) sunyi (dokumentasi pribadi)
Durian Srikandi menanti di tepi (telaga) sunyi (dokumentasi pribadi)
Tak kalah berdiri tegak durian Drupadi, permaisuri Raja Yudhistira sulung Pandawa. Menjadi pampasan pertaruhan judi sang suami melalui kejulikan Sengkuni. Menyeru sumpah tidak akan menggelung rambutnya hingga saatnya spa dikeramas dengan darah Dursasana.

Durian Drupadi membabar rezeki (dok pri)
Durian Drupadi membabar rezeki (dok pri)
Pandawa didampingi Drupadi nan setia mengalami masa terlunta-lunta di pembuangan dan penyamaran. Sumpah yang menjadi bagian takdir episode perang bharatayuda, hingga saat rambut panjang terurai memerah saga. Rambut model Dewi Drupadi sebagai bagian dari pengingat "...jangan lecehkan kehormatan wanita...."

Nah durian Drupadi ini juga menyediakan rezeki bagi pengusahanya. Penggemarnya rela antri meski buah masih tergantung erat di pohonnya menunggu masak.

Terlihat durian Baladewa, tegak seolah bertapa di tepi telaga. Rasanya seperti apa ya durian yang kelezatannya menjadi bala/sekutu para dewa? Demikian celoteh kami yang ditimpali oleh rekan lain ah kalau ada durian yang baladhewe alias teman sendiri, lebih suka karena berpeluang gratis.

Durian Baladewa, bertapa di tepi telaga (dokumentasi pribadi)
Durian Baladewa, bertapa di tepi telaga (dokumentasi pribadi)
Baladewa adalah kakak kandung Prabu atau bathara Kresna. Dalam perang Bharatayuda bersifat netral tidak berpihak kepada Pandawa maupun Kurawa. Semoga durian Baladewa juga menjadi bala pelaku agrobisnis durian lokal.

Menjulang durian Wisanggeni. Nama Wisanggeni, mengingatkan pada tokoh pewayangan yang tidak ada dalam pakem wiracarita Mahabharata. 

Wisanggeni adalah tokoh asli ciptaan pujangga Jawa, penguatan nama lokal.Putra Arjuna dari bidadari Batari Dresanala. Wisanggeni yang pemberani, memiliki kesaktian luar biasa dan tegas dalam bersikap.

Durian Wisanggeni, semedi tuk bumi pertiwi (dokumentasi pribadi)
Durian Wisanggeni, semedi tuk bumi pertiwi (dokumentasi pribadi)
Bagaimana pemasaran masing-masing durian bernama tokoh pewayangan ini? 

Manajemen kebun bertindak aktif menjemput rezeki. Masing-masing jenis durian ini memiliki pelanggan yang dibukukan daftarnya. Sehingga saat jenis durian tersebut menjelang panen sang pelanggan akan dikontak oleh toko kebun dan masing-masing akan mendapat buah panenannya. Panenan yang belum terpesan digelar langsung di gerai. Penerapan e-trading dalam pemasaran buah durian lokal seri tokoh wayang.

Menitip harap semoga durian lokal kekayaan plasma nutfah ini terjaga dan senantiasa mengalirkan berkah kemakmuran bagi pekebun penggarap bumi pertiwi ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun