Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Durian dan Tokoh Pewayangan

8 Maret 2019   08:48 Diperbarui: 8 Maret 2019   21:39 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Durian Wisanggeni, semedi tuk bumi pertiwi (dokumentasi pribadi)

Bersama senior kebun yang menjadi salah satu peneliti di sini, beberapa waktu lalu berkesempatan mengunjungi kebun durian lokal. 

Koleksi durian lokal berada di bagian punthuk perbukitan (serasa gunungan wayang), mengitari embung sejenis telaga alit reservoir air di musim kemarau. Menikmati koleksi durian di tepian telaga sunyi, angin semilir sungguh nikmat.

Ada si cantik lincah menggemaskan Srikandi salah satu istri Raden Harjuna trah Pandawa. Cerdas, trengginas dalam kiprah dan setia. Kesetiaannya menanti di tepi telaga sunyi, embung di Bawen juga berarti setia memberikan rezeki kepada penanamnya.

Durian Srikandi menanti di tepi (telaga) sunyi (dokumentasi pribadi)
Durian Srikandi menanti di tepi (telaga) sunyi (dokumentasi pribadi)
Tak kalah berdiri tegak durian Drupadi, permaisuri Raja Yudhistira sulung Pandawa. Menjadi pampasan pertaruhan judi sang suami melalui kejulikan Sengkuni. Menyeru sumpah tidak akan menggelung rambutnya hingga saatnya spa dikeramas dengan darah Dursasana.

Durian Drupadi membabar rezeki (dok pri)
Durian Drupadi membabar rezeki (dok pri)
Pandawa didampingi Drupadi nan setia mengalami masa terlunta-lunta di pembuangan dan penyamaran. Sumpah yang menjadi bagian takdir episode perang bharatayuda, hingga saat rambut panjang terurai memerah saga. Rambut model Dewi Drupadi sebagai bagian dari pengingat "...jangan lecehkan kehormatan wanita...."

Nah durian Drupadi ini juga menyediakan rezeki bagi pengusahanya. Penggemarnya rela antri meski buah masih tergantung erat di pohonnya menunggu masak.

Terlihat durian Baladewa, tegak seolah bertapa di tepi telaga. Rasanya seperti apa ya durian yang kelezatannya menjadi bala/sekutu para dewa? Demikian celoteh kami yang ditimpali oleh rekan lain ah kalau ada durian yang baladhewe alias teman sendiri, lebih suka karena berpeluang gratis.

Durian Baladewa, bertapa di tepi telaga (dokumentasi pribadi)
Durian Baladewa, bertapa di tepi telaga (dokumentasi pribadi)
Baladewa adalah kakak kandung Prabu atau bathara Kresna. Dalam perang Bharatayuda bersifat netral tidak berpihak kepada Pandawa maupun Kurawa. Semoga durian Baladewa juga menjadi bala pelaku agrobisnis durian lokal.

Menjulang durian Wisanggeni. Nama Wisanggeni, mengingatkan pada tokoh pewayangan yang tidak ada dalam pakem wiracarita Mahabharata. 

Wisanggeni adalah tokoh asli ciptaan pujangga Jawa, penguatan nama lokal.Putra Arjuna dari bidadari Batari Dresanala. Wisanggeni yang pemberani, memiliki kesaktian luar biasa dan tegas dalam bersikap.

Durian Wisanggeni, semedi tuk bumi pertiwi (dokumentasi pribadi)
Durian Wisanggeni, semedi tuk bumi pertiwi (dokumentasi pribadi)
Bagaimana pemasaran masing-masing durian bernama tokoh pewayangan ini? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun