Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Lontar dan Daluang, Media Manuskrip Nusantara

31 Oktober 2018   20:54 Diperbarui: 3 November 2018   16:48 1518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manuskrip beraksara dan berbahasa Jawa di Museum Sonobudoyo (dok pri)

Daluang alias pohon Saeh-buah (sumber: carolinanature.com)
Daluang alias pohon Saeh-buah (sumber: carolinanature.com)
Pohon Daluang/deluang juga disebut sebagai pohon Saeh (bhs Sunda) banyak disebut dalam penulisan naskah kuno. Sinonim Broussonetia papyrifera yaitu Morus papyrifera merujuk pada keluarga mulberry. Di benua Eropa disebut keluarga tumbuhan mulberry paper bahan baku kertas. Pembuktian bahwa teknologi kita, penggunaan deluang lebih awal dari kertas Eropa.

Mulberry paper (Sumber: Dave'sgarden.com)
Mulberry paper (Sumber: Dave'sgarden.com)
Save Our Manuscript

Keberadaan manuskrip menunjukkan bahwa budaya literasi telah berkembang sejak zaman dulu. Keberaksaraan menjadi sarana estafet nilai peradaban bangsa. Aneka nilai yang diguratkan dalam manuskrip. Penanaman nilai etika, pengelolaan alam yang selaras. Nilai yang menjadi dasar perkembangan nilai kini. Nilai yang sungguh berharga dan perlu diselamatkan.

Kalau sebelumnya pembahasan manuskrip berada di ranah akademisi, penelitian dan seminar, acara yang digelar oleh Kompasiana-Kemenag ini menjadi langkah awal pembahasan manuskrip di ranah publik. Menebar benih ketertarikan, perhatian kepada manuskrip. Mendukung pelestarian manuskrip yang tersebar di aneka sumber melalui gerakan digitalisasi manuskrip. Langkah penyelamatan manuskrip.

Sahabat pembaca tertarik menjadi filolog? Ahli filologi yang menguasai ilmu yang mempelajari bahasa dalam sumber-sumber sejarah. Mempelajari naskah-naskah manuskrip. Keahlian yang langka layaknya manuskrip naskah kuna.

Manuskrip beraksara dan berbahasa Jawa di Museum Sonobudoyo (dok pri)
Manuskrip beraksara dan berbahasa Jawa di Museum Sonobudoyo (dok pri)
 Sahabat pembaca tertarik menjadikan kunjungan ke museum termasuk menelisik manuskrip sebagai bagian wisata keluarga? Bersama kerabat, sahabat maupun bersama buah hati terkasih?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun