'Loh koq pola megamendung ada di sini? Apakah ini plagiasi?Â
Demikian batin saya saat mencermati pahatan stone carving di Istana Kota Terlarang saat itu. Eh... tapi tunggu dulu, sebelum dituduh balik, ternyata Cirebon lah yang menjiplak motif dari Negeri Tirai Bambu, ini berkaitan dengan akulturasi budaya yang pada akhirnya memberikan pemahaman bahwa megamendung merupakan penghubung antara Istana Kota Terlarang Tiongkok dan Keraton Kasepuhan Cirebon.
Akulturasi Budaya
Akulturasi merujuk pada suatu proses sosial yang terjadi saat suatu komunitas berinteraksi dengan komunitas lain yang berbeda latar budayanya. Terjadi pertukaran maupun penyerapan budaya yang diolah sedemikian rupa sehingga masing-masing tidak merasa kehilangan unsur budaya maupun terpaksa menerima unsur budaya lain yang dirasakan asing. Masing-masing tetap terasa aura lokalnya.
Wujud akulturasi budaya sangat bervariasi mulai dari wujud bangunan nyata, motif hiasan pada bangunan maupun kain, kesenian, kuliner, pola pikir hingga ranah tatanan religi. Pertentangan hingga harmonisasi mewarnai sejarah panjang proses akulturasi. Semakin intensifnya interaksi antar komunitas apalagi dalam sistem globalisasi, masalah akulturasi semakin marak dalam keseharian.
Megamendung di Istana Kota Terlarang
Sementara ini Cirebon menjadi kota yang dilewati dalam perjalanan dari Jakarta ke wilayah Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Sesekali menjadi kota transit entah untuk singgah mencicipi kuliner, istirahat sejenak dari perjalanan panjang. Perkembangan kini, kota Cirebon menjadi salah satu kota destinasi wisata. Macetnya ruas jalan dalam kota, tingginya tingkat hunian hotel salah satu wujud geliat ekonomi Cirebon.
Megamendung Akulturasi Penghubung Istana Kota Terlarang Tiongkok dan Keraton Kasepuhan Cirebon
Berbekal penjelasan dari Wikipedia, terkuak bahwa pelabuhan Muara Jati di Cirebon sebagai pintu masuk persinggungan dengan saudagar dari Tiongkok. Proses akulturasi berlangsung, budaya maupun religi pesisir, Islam dan Tiongkok semakin subur melalui pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ratu Ong Tien. Megamendung menjadi penghubung antara Istana Kota Terlarang Tiongkok dan Keraton Kasepuhan Cirebon.
Bentukan awan perlambang dunia atas nan luas dengan makna transidental Yang Maha Tinggi pada faham Taoisme mulus merasuk pada budaya Cirebonan dan dituangkan dalam motif batik yang kini terkenal dengan sebutan mega mendung. Menurut ahli batik terdapat perbedaan corak antara garis awan yang membulat pada 'mega mendung' Tiongkok dengan pola awan melonjong, meruncing bahkan segitiga pada mega mendung khas Cirebonan.Â
Wujud boleh sama nan mirip namun tetap terasa aura lokalnya. Semakin cinta dengan mega mendung Cirebonan yang kaya dengan kearifan lokal Nusantara. Semakin bangga bersyukur atas kearifan bangsa Indonesia merajut persahabatan antar suku bangsa dan merenda kemajemukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H