Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Megamendung, Akulturasi Penghubung Istana Kota Terlarang Tiongkok dan Keraton Kasepuhan Cirebon

13 Januari 2018   12:43 Diperbarui: 13 Januari 2018   20:26 1836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Megamendung Cirebonan (dok pri)

Taman Dewandaru di Area Utama Keraton Kasepuhan Cirebon (dok pri)
Taman Dewandaru di Area Utama Keraton Kasepuhan Cirebon (dok pri)
Megamendung di Bangunan Utama Keraton Kasepuhan Cirebon (dok pri)
Megamendung di Bangunan Utama Keraton Kasepuhan Cirebon (dok pri)
Saat berkunjung ke sana saya terpikat dengan Kutagara Wadasan. Gapura bercat putih dengan gaya khas Cirebon yang memiliki dimensi ukuran lebar 2,5 m, dengan tinggi sekitar 2,5 m yang dibangun oleh Sultan Sepuh I Syamsudin Martawidjaja pada tahun 1678. Mari simak lebih jeli, bagian bawah kaki gapura berukiran wadasan dan bagian atasan dengan ukiran motif megamendung. Secara filosofi, ukiran tersebut bermakna seseorang harus memiliki dasar pondasi yang kuat jika sudah menjadi pimpinan atau sultan seorang junjungan harus mampu mengayomi para punggawa bawahan dan rakyatnya.

Motif megamendung dan Kutagara Wadasan di Keraton Kasepuhan Cirebon (dok pri)
Motif megamendung dan Kutagara Wadasan di Keraton Kasepuhan Cirebon (dok pri)
Motif megamendung di Keraton Kasepuhan Cirebon secara wadag memiliki kemiripan dengan large stone carving di Istana Kota Terlarang. Motif ini diserap dan dimaknai sesuai dengan kultur setempat pada zamannya. Nilai luhur pemaknaan motif megamendung ini tak lekang oleh waktu masih tetap relevan dengan nilai luhur kekinian. Tetap merangkul manusia sebagai makluk individu, makluk sosial, individu yang beralasi dengan alam dan titah utusan Sang Maha Atitah.  

Megamendung Akulturasi Penghubung Istana Kota Terlarang Tiongkok dan Keraton Kasepuhan Cirebon

Berbekal penjelasan dari Wikipedia, terkuak bahwa pelabuhan Muara Jati di Cirebon sebagai pintu masuk persinggungan dengan saudagar dari Tiongkok. Proses akulturasi berlangsung, budaya maupun religi pesisir, Islam dan Tiongkok semakin subur melalui pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ratu Ong Tien. Megamendung menjadi penghubung antara Istana Kota Terlarang Tiongkok dan Keraton Kasepuhan Cirebon.

Bentukan awan perlambang dunia atas nan luas dengan makna transidental Yang Maha Tinggi pada faham Taoisme mulus merasuk pada budaya Cirebonan dan dituangkan dalam motif batik yang kini terkenal dengan sebutan mega mendung. Menurut ahli batik terdapat perbedaan corak antara garis awan yang membulat pada 'mega mendung' Tiongkok dengan pola awan melonjong, meruncing bahkan segitiga pada mega mendung khas Cirebonan. 

Wujud boleh sama nan mirip namun tetap terasa aura lokalnya. Semakin cinta dengan mega mendung Cirebonan yang kaya dengan kearifan lokal Nusantara. Semakin bangga bersyukur atas kearifan bangsa Indonesia merajut persahabatan antar suku bangsa dan merenda kemajemukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun