Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Megamendung, Akulturasi Penghubung Istana Kota Terlarang Tiongkok dan Keraton Kasepuhan Cirebon

13 Januari 2018   12:43 Diperbarui: 13 Januari 2018   20:26 1836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
spot large stone carving di Istana Kota Terlarang (dok pri)

'Loh koq pola megamendung ada di sini? Apakah ini plagiasi? 

Demikian batin saya saat mencermati pahatan stone carving di Istana Kota Terlarang saat itu. Eh... tapi tunggu dulu,  sebelum dituduh balik, ternyata Cirebon lah yang menjiplak motif dari Negeri Tirai Bambu, ini berkaitan dengan akulturasi budaya yang pada akhirnya memberikan pemahaman bahwa megamendung merupakan penghubung antara Istana Kota Terlarang Tiongkok dan Keraton Kasepuhan Cirebon.

Akulturasi Budaya

Akulturasi merujuk pada suatu proses sosial yang terjadi saat suatu komunitas berinteraksi dengan komunitas lain yang berbeda latar budayanya. Terjadi pertukaran maupun penyerapan budaya yang diolah sedemikian rupa sehingga masing-masing tidak merasa kehilangan unsur budaya maupun terpaksa menerima unsur budaya lain yang dirasakan asing. Masing-masing tetap terasa aura lokalnya.

Wujud akulturasi budaya sangat bervariasi mulai dari wujud bangunan nyata, motif hiasan pada bangunan maupun kain, kesenian, kuliner, pola pikir hingga ranah tatanan religi. Pertentangan hingga harmonisasi mewarnai sejarah panjang proses akulturasi. Semakin intensifnya interaksi antar komunitas apalagi dalam sistem globalisasi, masalah akulturasi semakin marak dalam keseharian.

Megamendung di Istana Kota Terlarang

spot large stone carving di Istana Kota Terlarang (dok pri)
spot large stone carving di Istana Kota Terlarang (dok pri)
Istana Kota Terlarang (Forbidden City) yang terkenal melalui film The Last Emperor, tercatat sebagai salah satu situs warisan dunia UNESCO yang menyedot perhatian pengunjung. Untuk menjelajahinya Anda harus mengikuti arus berjubel mendaki tangga, melintasi halaman luas menuju poros melewai Gate maupun Hall of Supreme Harmony.  

Megamendung stone carving (dok pri)
Megamendung stone carving (dok pri)
Usai mencapai puncak pendakian dan mulai ke arah jalur turunan, di sana dapat terlihat spot large stone carving. Di antara pengunjung yang berjejal,  saya terkesima dengan motif pahatan di batu tersebut, apalagi membaca penjelasan sejarah bagaimana batu seberat 200 ton tersebut bisa nangkring di situ pada zamannya. Hampir saja menuduh loh koq plagiasi motif megamendung khas Cirebonan. Motif yang sangat saya sukai dengan elemen utama lengkung awan melalui kombinasi warna gradasi putih, abu-abu ke biru dengan kombinasi merah, khas pesisir menguarkan aura dinamis berbalutkan ketenangan.

motif megamendung (dok pri)
motif megamendung (dok pri)
Megamendung di Keraton Kasepuhan Cirebon

Sementara ini Cirebon menjadi kota yang dilewati dalam perjalanan dari Jakarta ke wilayah Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Sesekali menjadi kota transit entah untuk singgah mencicipi kuliner, istirahat sejenak dari perjalanan panjang. Perkembangan kini, kota Cirebon menjadi salah satu kota destinasi wisata. Macetnya ruas jalan dalam kota, tingginya tingkat hunian hotel salah satu wujud geliat ekonomi Cirebon.

Gerbang Depan Keraton Kasepuhan Cirebon (dok pri)
Gerbang Depan Keraton Kasepuhan Cirebon (dok pri)
Salah satu jujugan dolan Cirebon adalah Keraton Kasepuhan yang merupakan salah satu cagar budaya Nasional.  Letaknya berhadapan dengan alun-alun kota dan masjid Agung Kota Cirebon serta tak jauh dari Keraton Kanoman. Area keraton terdiri dari gerbang depan keraton, kemudian sedikit mendaki ke area Siti Inggil, lalu area Tajug Agung dan Area utama Keraton Kasepuhan, khususnya bangunan induk keraton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun