Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sedulur Sikep Sukolilo Pati

23 Oktober 2016   21:09 Diperbarui: 23 Oktober 2016   21:30 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlepas dari teori pendidikan yang melatarbelakanginya, saya mencatat beberapa mutiara kearifan lokal dari sedulur sikep Sukolilo dari pembicaraan ini

  • Sekolah neng ngomah…. Lembaga pendidikan yang pertama dan utama adalah di rumah, rumah dalam artian home bukan house. Pembelajaran yang tidak tercerabut dari akarnya, sehingga menyatu dengan kehidupan nyata termasuk cara menyikapi interaksi dengan dunia luar. Eits para sedulur sikep juga memiliki dan mempergunakan gadget canggih untuk menggali informasi maupun komunikasi, mempergunakan alat mekanisasi secara selektif untuk meningkatkan produksi pertanian mereka loh.
  • Sekolah neng sawah…. Hakekat sekolah alam. Alam raya adalah universitas kehidupan nyata, mereka mempergunakan tanda alam, investigasi sumberdaya alam semisal sumber air di daerah karst pegunungan Kendeng ini dan mempergunakannya secara bijak agar berkesinambungan. Sesaat saya teringat dengan kearifan urang Minang, alam takambang jadikan guru
  • Hakekat belajar adalah proses perubahan perilaku. Perbaikan ucap, perilaku serta kegiatan tani yang selaras dengan alam, tujuan hidup sedulur sikep Sukolilo adalah perwujudan hakekat belajar. Di dalamnya tercakup ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.
  • Guruku ya bapakku…. Belajar adalah proses mengamati keseharian, meniru dan memperbaiki. Prinsip keteladanan dalam proses belajar. Guru, digugu dan ditiru. Ada kepatuhan dan keteladanan dari sosok yang berwibawa. [Pernyataan ini sungguh menohok kami selaku orang tua, bahwa tokoh panutan utama (role model) anak-anak dalam keluarga adalah orang tuanya]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun