Terlepas dari teori pendidikan yang melatarbelakanginya, saya mencatat beberapa mutiara kearifan lokal dari sedulur sikep Sukolilo dari pembicaraan ini
- Sekolah neng ngomah…. Lembaga pendidikan yang pertama dan utama adalah di rumah, rumah dalam artian home bukan house. Pembelajaran yang tidak tercerabut dari akarnya, sehingga menyatu dengan kehidupan nyata termasuk cara menyikapi interaksi dengan dunia luar. Eits para sedulur sikep juga memiliki dan mempergunakan gadget canggih untuk menggali informasi maupun komunikasi, mempergunakan alat mekanisasi secara selektif untuk meningkatkan produksi pertanian mereka loh.
- Sekolah neng sawah…. Hakekat sekolah alam. Alam raya adalah universitas kehidupan nyata, mereka mempergunakan tanda alam, investigasi sumberdaya alam semisal sumber air di daerah karst pegunungan Kendeng ini dan mempergunakannya secara bijak agar berkesinambungan. Sesaat saya teringat dengan kearifan urang Minang, alam takambang jadikan guru
- Hakekat belajar adalah proses perubahan perilaku. Perbaikan ucap, perilaku serta kegiatan tani yang selaras dengan alam, tujuan hidup sedulur sikep Sukolilo adalah perwujudan hakekat belajar. Di dalamnya tercakup ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.
- Guruku ya bapakku…. Belajar adalah proses mengamati keseharian, meniru dan memperbaiki. Prinsip keteladanan dalam proses belajar. Guru, digugu dan ditiru. Ada kepatuhan dan keteladanan dari sosok yang berwibawa. [Pernyataan ini sungguh menohok kami selaku orang tua, bahwa tokoh panutan utama (role model) anak-anak dalam keluarga adalah orang tuanya]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!