Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ratu Elizabeth II Mangkat, 5 Hal yang Dapat Kita Pelajari dari Perjalanan Hidupnya

11 September 2022   08:23 Diperbarui: 12 September 2022   08:54 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ratu Elizabeth II saat muda dan tua (sumber :intisari.grid.id)

Berpola Hidup Sederhana dan berusia panjang

Berbeda dengan raja lain yang hobi koleksi kemewahan harta benda bahkan istri. Kehidupan ratu Elizabeth II tidak berlebihan dalam menunjukkan kemewahan. Selain membayar pajak atas gaji yang diterimanya, kenyataannya banyak rakyatnya yang secara materi lebih kaya dari dirinya. Misalnya saja J.K Rowling yang merupakan penulis buku Best Seller dunia Harry Potter yang kekayaannya jauh lebih banyak dari sang Ratu.

Padahal kalau dipikir-pikir Britania Raya memiliki negara persemakmuran sebanyak 56 negara, tidak termasuk asset-aset yang mungkin masih dimiliki di Amerika Serikat sebelum mendeklarasikan diri merdeka sekitar 246 tahun yang lalu. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan kehidupan beberapa koruptor beberapa negara di dunia bergaya hidup foya-foya ditengah hidup rakyatnya yang menderita.

Pola hidup sederhana ini bisa jadi salah satu factor kenapa ratu berusia panjang, bahkan hampir menjadi centenarian atau manusia berumur 100 tahun. Selain itu, jika mengadaptasi prinsip para centenarian di Okinawa Jepang, kebanyakan mereka masih aktif bekerja meskipun di usia renta alias produktif. Sebagaimana ratu yang selalu aktif melakukan kegiatan kenegaraan bahkan tidak bersedia dituntun saat berjalan.

Sistem Monarki Masih Relevan di zaman Modern?

Kerajaan Inggris tentu tidak selalu adem ayem, ada kalanya diterpa dengan usaha penggulingan kekuasaan yang menghendaki terbentuknya negara Republik. Alasan mereka diantaranya  karena Republik dianggap lebih sesuai dengan zaman yang sudah modern.Di sisi lain system kerajaan mengharuskan negara mengeluarkan anggaran 1.7 triliun rupiah pertahun untuk keluarga kerajaan.

Namun begitu, berkat kharisma dari keluarga kerajaan isu ini selalu bisa ditepis. Karena sepanjang sejarah Inggris dibawah kekuasaan monarki institusional, rakyatnya hidup makmur. Berbeda dengan Perancis yang rajanya terpaksa dilengserkan karena korupsi dan hidup bermewah-mewahan ditengah rakyatnya yang kelaparan pada zamannya. Revolusi Perancis ini ditandai dengan penyerbuan Benteng Bastille.

Di bumi ini selain Inggris, setidaknya ada 28 negara yang mempraktikan system monarki baik itu konstitusional seperti Inggris, absolut, maupun terpilih. Meskipun ada juga yang negaranya mengaku republic atau demokrasi tapi menjalankan system monarki seperti Korea Utara yang pemimpinnya sudah tiga generasi dengan masa kepemimpinan seumur hidup.

Sistem yang mirip dengan Korea Utara adalah Irak dan Libya, Indonesia saat orde lama dan orde baru, Tiongkok dan Rusia sekarang. Perbedaan dari Korea Utara adalah, kekuasaan Kim Joun Un dibangun diatas ketakutan sehingga belum ada yang berani menggulingkannya. Sedangkan Irak dan Libya adalah karena ketidakpuasan, meskipun ketika system diganti rakyatnya jadi lebih menderita karena penggantinya pemimpin-pemimpin lemah.

Sedangkan orde lama dan orde baru di Indonesia, kasus penggulingannya hampir mirip karena inflasi, kemiskinan merajalela dan di pelopori oleh kaum terpelajar yaitu mahasiswa. Meskipun penggulingan-penggulingan tersebut termasuk di Timur Tengah tidak lepas dari isu campur tangan asing kepada negara-negara ini.

Hal ini berbeda dengan Tiongkok dan Rusia, pemimpin yang terpilih saat ini merupakan hasil dari demokrasi namun dipertahankan kepemimpinannya melebihi periode karena kinerja yang dianggap excellent. Bukan hal mustahil bahwa Xie Jin Ping dan Vladimir Putin akan menjabat sebagai Presiden seumur hidup di negara mereka karena kehandalan dalam mengelola negara atau Monarki tipis-tipis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun