Bagi saya, lifestyle minimalis ini berorientasi pada paham stoa/ stoikisme atau filosofi teras. Faham dimana membuat hidup lebih sederhana dengan memahami kebutuhan diri kita sendiri.Â
Konsep ini akan membuat masalah hidup jadi lebih sederhana, karena kita hanya memikirkan yang penting-penting saja.Â
Sehingga akan mudah membawa pikiran kita berfokus pada produktivitas yang berguna bagi kehidupan kita, Dengan kata lain menghindari drama orang-orang yang lebih mementingkan gaya.
Sering kali yang membuat kita gagal menjalani hidup frugal living adalah ketakutan pribadi dengan apa anggapan orang pada kita.Â
Hal yang sebelum orang lain mengatakannya, dalam pikiran kita sudah muncul pertanyaan : "apa kata orang?' "apa kata dunia?" "malu dong.. pakai baju itu-itu saja."
Perkataan-perkataan seperti ini belum tentu ada di dunia nyata. Bisa jadi itu hanya imajinasi alias overthinking kita yang membuat kita hidup tidak apa adanya. Bahkan tidak realistis dan mengada-ada atas dasar ingin dihargai oleh masyarakat.Â
Padahal jika kebutuhan primer (pangan, sandang, papan, kendaraan) kita belum terpenuhi, Â untuk apa terlalu memaksakan diri agar ingin dihargai?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H