Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dualisme Pengorbanan dan Perlindungan bagi Sukarelawan di Indonesia

2 Februari 2022   16:38 Diperbarui: 2 Februari 2022   16:38 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Meski motivasi semacam ini sangat mulia, namun tidak jarang ada relawan yang harus meregang nyawa. Seperti kisah bunker Kali Adem, 2 relawan yang terpaksa harus terpanggang hidup-hidup setelah gagal mengajak masyarakat untuk berlindung bersama mereka ke dalam bunker. Nyatanya bunker tersebut tidak cukup mampu melindungi manusia dari amukan panas wedus gembel Gunung Merapi.

 Selain itu, berdasarkan data dari Palang Merah Indonesia menyatakan bahwa sekitar 50 orang relawan PMI meninggal akibat terpapar covid-19. Hal ini karena relawan intens sekali bolak balik berurusan sama masyarakat yang bisa saja tidak mengukur batas metabolisme fisik dirinya sendiri.

 Pengorbanan semacam ini sebaiknya mendapat perhatian lebih baik dari organisasi pemerintah maupun NGO (Non-Govermental Organization) yaitu seperti dukungan jaminan sosial maupun asuransi. Jaminan sosial dan asuransi ini sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian mereka.

 Tak hanya itu jaminan sosial dan asuransi sekaligus dapat menjadi motivasi dan pembenahan manajemen kerelawanan agar bukan hanya menambah minat dikalangan masyarakat, melainkan juga memperbaiki manajemen agar lebih terstruktur dan terorganisir. Ketika sistem kerelawanan terstruktru dan terorganisir, maka resiko terburuk seperti kematian akibat kelelahan, kecelakaan atau kelalaian karena ketidaktahuan dapat ditekan secara optimal.

 Kapan Menjadi dan Berhenti dalam Karir Sukarelawan?

 Menjadi sukarelawan memiliki nilai positif yang banyak sekali seperti yang telah saya sebutkan diatas. Namun sukarelawan tidak bisa menjadi pekerjaan tetap sepanjang hidup mengingat berdasarkan sifatnya yang sukarela. Dengan kata lain harus tetap semangat baik ada maupun tiada imbalannya. Meski demikian, sayang sekali bagi seorang insan manusia yang sekali dalam hidupnya tidak pernah menjadi sukarelawan.

 Pada dasarnya waktu terbaik menjadi sukarelawan tidak terbatas waktu, karena ini naluri alami manusia untuk saling menolong dan membantu. Kapan saja kita semua dapat menjadi relawan, seperti misalnya tiba-tiba ada kecelakaan dijalan secara sigap langsung menolong korban dengan menelpon ambulance atau mengantar ke rumah sakit.

 Meski demikian, ada waktu-waktu keemasan seseorang menjadi sukarelawan yaitu usia dewasa muda 20-30 tahun. Pada rentang usia ini adalah waktu yang tepat untuk mencari ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya untuk menjadikan diri lebih berkompeten dan bijaksana. Selain itu, pada usia ini manusia memiliki energy yang optimal untuk berkarya dan bermanfaat bagi sesama.

 Selain berdasarkan usia, waktu kapan menjadi sukarelawan adalah saat seseorang yang telah bebas financial di usia berapapun.  Seseorang yang telah bebas financial biasanya tidak terlalu ambisius mengejar kenikmatan duniawi. Maka kenikmatan orang-orang yang rata-rata telah bebas financial adalah melalui filantropi, seperti Leonardo Dicaprio , Bill Gates, Pendiri Green Peace, dan sebagainya.

 Lalu apakah yang belum bebas financial tidak boleh menjadi relawan? Tentu saja boleh! Namun semua kembali lagi pada keikhlasan individu masing-masing. Jangan sampai merasa diperbudak atas nama kerelawanan. Karena jarak antara kerelawanan dan perbudakan hanya ditentukan oleh hati masing-masing pribadi. Apakah selama melakukan kegiatan kerelawanan dilakukan dengan senang hati atau malah merasa terbebani?

 Wallahualam Bisshowab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun