Peribahasa yang saya sebutkan diatas memiliki makna bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Meski demikian, bila kita cermati secara kata perkata kalimat ini lebih sesuai disebut pantun daripada kiasan. Karena secara makna naik rakit lebih ringan daripada berenang yang memerlukan tenaga. Ya kan?
Terlepas dari kritik saya terhadap peribahasa ini, kebanyakan orang dalam hidup ini kita ingin bersenang-senang saja. Sehingga muncullah budaya hidup instan yang bisa berbahanya bagi kesehatan fisik maupun mental.
 Kehidupan instan misalnya ingin kaya tak mau bekerja sehingga memilih jalan instan seperti mencuri/korupsi, menipu, melacur, menjual narkoba, dsb. Ingin kurus tapi tak berdiet / gaya hidup sehat, sehingga tertipu dengan obat pelangsing yang malah berakibat merusak ginjal.  Keinginan-keinginan untuk hidup enak tanpa disertai dengan kesediaan berjuang/berkorban ini nantinya tidak hanya akan merusak kehidupan seorang individu, namun secara kolektif dapat merusak tatanan masyarakat karena berada dalam budaya yang toxic/beracun.
Masih banyak peribahasa lain yang memiliki makna dalam dan dapat kita manfaatkan sebagai pengingat diri sendiri maupun mengingatkan orang lain. Akan sangat disayangkan bila kita tidak tahu atau tidak bisa mengambil pelajaran serta menerapkan peribahasa secara relevan dengan kehidupan kita sehari-hari karena kemalasan belajar. Padahal, dengan kekayaan kosakata akan membuat komunikasi kita lebih lancar dan lebih menyenangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H