Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

BNN Dibubarkan Saja?

24 Maret 2021   17:22 Diperbarui: 25 Maret 2021   06:49 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun tidak sedikit BNN berasal dari PNS yang tidak memiliki bekal bela diri dan senjata yang tangguh kecuali yang berasal dari POLRI. Pelatihan menembak dan bela diri juga minim untuk mereka yang bertugas di lapangan. 

Menjadi masalah ketika turun di lapangan, personil dengan jumlah dan kapasitas yang pas-pasan sedangkan mereka masuk ke kampung yang sudah teracuni narkoba. Hal ini tentu dapat membahayakan nyawa mereka bila di keroyok oleh penduduk kampung tersebut. Hal semacam ini pernah diberitakan sehingga terpaksa personil harus lari dari amuk massa.

Ketidakbanggaan pada Kekuatan Ekonomi. Sebagai lembaga pencegahan dan pemberantasan Narkoba secara ekonomi tidak terlalu membanggakan bila dibandingkan dengan lembaga serupa yang menangani kejahatan luar biasa seperti KPK dan BNPT. Ketidakbanggaan menyangkut kekuatan fisik dan kekuatan ekonomi ini pada dasarnya sempat menjadi perhatian mantan Kepala BNN Budi Waseso yang saat ini menjadi Kepala Bulog. 

Buwas pernah mengusulkan untuk memperkuat BNN melalui semua hasil tindakan kejahatan narkoba tidak dicampurkan kedalam APBN melainkan digunakan lagi untuk penanggulangan kejahatan narkoba. Sayangnya hal ini ditolak pemerintah dengan alasan tertentu. Padahal menurut Buwas dengan penguatan BNN, dapat melemahkan Bandar dan pengedar di Indonesia. kompas.com

4. Bandar dan Pengedar menyasar anak SMP agar memiliki customer abadi dan ketika berprofesi "penting" dapat membantu Bandar narkoba di masa depan.

Jika memang pernyataan ini benar, maka tidak seharusnya kita biarkan. Pergaulan remaja baik secara offline maupun online perlu dikendalikan. Terlebih melalui informasi melalui gawai yang dapat dimanfaatkan oleh bandar untuk mencuci otak anak-anak ini. 

Keadaan seperti ini tentunya di luar kendali BNN karena menyangkut pola asuh, mindset, dan lifestyle yang diulang secara terus menerus dalam kondisi lingkungan personal terdekat seorang anak. Orang tua yang masih kesulitan ekonomi atau terlalu sibuk oleh kegiatan ekonomi seringkali melewatkan/melupakan perihal pertumbuhan dan pembangunan karakter anak.

Selain itu, Pengenalan dan pemberian gadget pada usia dini juga menjadi faktor anak-anak memiliki tingkat literasi yang rendah. Berbeda jika anak-anak dibiasakan membaca buku dan menonton film atau berwisata dialam terbuka yang akan mengasah kepekaan empatinya baik melalui logika pemikiran, toleransi sosial, dan pelestarian alam. Anak yang memiliki dasar empati yang tinggi tidak mudah terprovokasi untuk merusak hidup orang lain apalagi dirinya sendiri.

Dalam kaidah Fiqih terdapat pernyataan bahwa "Menghilangkan mafsadat lebih didahulukan daripada mengambil manfaat." Hal ini berkaitan dengan 3 kejahatan luar biasa di dunia yaitu Narkoba, Terorisme, dan Korupsi. Sebagai kejahatan yang luar biasa, seharusnya penegakannya tidak sebelah mata. Pelaksanaan ancaman hukuman mati bagi yang pelanggaran berat dan  penguatan secara fisik dan ekonomi lembaga penegak hukumnya agar lebih dihormati baik oleh kawan (rakyat Indonesia) dan musuh (Bandar narkoba Internasional) adalah keharusan.

Analogi penegak hukum, pertahanan dan keamanan dalam suatu negara ibarat kawanan anjing penjaga yang melindungi binatang ternak dari rubah atau serigala. Bila anjing tidak kalah cerdas dan buas dari hewan pemangsa, maka akan mudah hewan pemangsa memangsa hewan ternak. 

Dalam kasus narkoba, rakyat dan generasi muda adalah binatang ternak, walaupun mungkin sudah menolak dengan mengatakan "tidak" pada narkoba namun kesusahan mendapat penghidupan seringkali membuat gelap mata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun