Mohon tunggu...
Rilla Amanda
Rilla Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Actively Job Seeker

Udah lulus malah bingung mau ngapain | Tyring to turn overthinking into a more serious thing

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Menonton Home Alone di Hari Libur Natal adalah Budaya Kita

25 Desember 2022   23:20 Diperbarui: 26 Desember 2022   20:43 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film Home Alone (1990)(Sumber: The Movie Database/TMDb)

Tiga dekade berlalu sejak dirilis pertama kali pada tahun 1990, Film Home Alone telah---dan akan selalu menjadi tontonan favorit keluarga di musim libur Natal.  

Home Alone menjadi trending dalam cuitan netizen di media sosial. Libur Natal dan tahun baru tidak lengkap rasanya tanpa menonton film legendaris satu ini.

Kilas Balik Film Home Alone

Kesuksesan Film Home Alone tercatat dalam rekornya yang hampir 30 tahun memiliki pendapatan tertinggi di suatu wilayah untuk genre komedi live-action. Mengutip data Forbes, Home Alone menjadi film komedi terlaris di Amerika Serikat, memegang rekor selama 27 tahun dengan pendapatan lebih dari 285.7 juta dolar Amerika.

Rekor tersebut baru berhasil digantikan oleh film Tiongkok berjudul Never Say Die pada tahun 2017.

Naskah film Home Alone pertama (1990) yang memiliki rekor hampir tiga dekade tersebut, sebenarnya ditulis oleh John Hughes hanya dalam sembilan hari. Disampaikan oleh anaknya James Hughes, naskah tersebut ditulis John setelah pulang dari perjalanan keluarga ke Eropa. John Hughes menulis premis: Bagaimana jika salah satu anak tidak sengaja tertinggal untuk perjalanan itu?

Dari sinilah, kisah Kevin McCallister yang diperankan oleh Macaulay Culkin dimulai.

Franchise Home Alone

Kisah film Home Alone menceritakan seorang anak kecil bernama Kevin yang tidak sengaja tertinggal oleh keluarganya saat akan pergi liburan Natal. Kejadian ini membuatnya harus tinggal di rumah sendirian. Pada saat malam Natal, ia tidak sengaja mendengar rencana dua orang bandit yang akan mencuri rumahnya.

Usaha untuk melindungi rumahnya dilakukan Kevin dengan berbagai cara menggunakan alat-alat yang ada di rumahnya. Aksi Kevin menyiapkan perangkap dan jebakan-jebakan untuk pencuri tersebut berhasil mengundang gelak-tawa dan selalu ditunggu-tunggu oleh penonton.

Poster Film Home Alone (1990)(Sumber: The Movie Database/TMDb)
Poster Film Home Alone (1990)(Sumber: The Movie Database/TMDb)

Kesuksesan pada versi film yang pertama kemudian membuat Home Alone dikembangkan menjadi suatu franchise film. Hingga saat ini, ada enam versi Home Alone yang bisa jadi pilihan tontonan libur Natal dan akhir tahun:

  • Home Alone (1990)
  • Home Alone 2: Lost in New York (1992)
  • Home Alone 3 (1997)
  • Home Alone 4 (2002)
  • Home Alone: The Holiday (2012)
  • Home Sweet Home Alone (2021)

Pada film yang pertama dan kedua, Kevin McCallister di Home Alone dibintangi oleh Macaulay Culkin. Pada versi selanjutnya, peran utama digantikan oleh bintang-bintang Hollywood lainnya.

Kompasioners paling suka versi yang mana, nih?

Budaya Menonton Home Alone

Di Indonesia sendiri, film Home Alone di stasiun televisi swasta RCTI telah menjadi tayangan wajib setiap Libur Nataru (Natal dan Tahun Baru).

Penayangan berulang-ulang oleh televisi membuat kita terbiasa akan tayangan tertentu. Untuk film Home Alone, alih-alih bosan, penayangannya justru ditunggu setiap libur akhir tahun. Kebiasaan ini yang membuat munculnya cuitan "Budaya Kita adalah Menonton Home Alone saat Libur Natal," seperti yang di-tweet oleh salah akun netizen di bawah ini:

Meskipun kabarnya tahun ini penayangan Home Alone tidak ada di RCTI, kita masih bisa menontonnya di platform streaming online Disney+ Hotstar. 

Namun sebelumnya, apa yang membuat televisi menayangkan sebuah film berkali-kali?

Trend Tayangan Impor

Dalam kesempatan ini, kita berdasarkan pada film Home Alone. Karena sebenarnya, ada begitu banyak film-film dari luar negeri yang sering diputar berulang-ulang stasiun televisi Indonesia.

Mengutip tulisan Aulia Nastiti dalam laman Remotivi, dari sisi kreatif dan finansial, tayangan impor menjanjikan biaya yang ringan dengan keuntungan yang menggiurkan.

Media khususnya televisi, perlu dilihat dari struktur bisnis. Meskipun dalam berbagai program acaranya memuat kepentingan publik, tetapi tidak bisa dilepaskan bahwa tujuan televisi adalah bisnis.

Pertimbangan televisi membeli hak tayangan sebuah film lokal maupun internasional---dalam hal ini adalah Home Alone, tentunya lebih murah dibandingkan produksi film sendiri (TV mah jagoannya Sinteron).

Selain itu, dari segi konten juga menjadi pertimbangan. Kualitas film-film Hollywood misalnya sering dinilai lebih bagus menarik bagi penonton. Dengan rating yang tinggi, maka televisi akan lebih mudah mendapatkan iklan.

Selama 27 tahun, Home Alone memiliki rekor popularitas dan keuntungan yang tinggi dari segi bisnis. Ditambah dengan antusias dan selera masyarakat yang tidak bosan, tentu saja tidak akan membuat ragu TV untuk menayangkan berulang-ulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun