Menjelang perhelatan Academy Awards (Oscar) pada Maret 2022 ini, saya mengejar untuk menonton beberapa film yang masuk ke dalam berbagai nominasinya.Â
Tapi keterbatasan waktu, kuota Internet, dan hal lainnya membuat saya harus memilih-milih mana yang harus ditonton, karena saya yakin semua film punya insight masing-masing bagi penonton.
Don't Look Up jelas menjadi salah satu tontonan wajib bagi saya karena banyak hal, alasannya yang menarik akan saya jelaskan dibawah ini. Tapi yang utama adalah karena, film ini diperankan oleh Leonardo DiCaprio, yang saya idolakan dari SMP, sejak saya ikut kakak perempuan saya menontonnya di film Romeo and Juliet (1996)---sebenarnya saat itu saya belum cukup umur untuk menonton film romance-tragis itu, tapi yaaasudahlah. Menurut saya, DiCaprio muda ibaratkan Justin Bieber masa sekarang.
Meskipun bukan darah muda lagi, kemampuan actingnya tentu tidak perlu ikut diragukan. Bersanding dengan Jennifer Lawrence dalam film ini, yang mana secara kebetulan juga salah satu actrees Hollywood favorit saya sejak Serial Hunger Games, gasssss! Saya yakin film ini tidak akan mengecewakan.
Sinopsis Singkat
Don't Look Up adalah film fantasy/disaster dengan durasi 2 jam 25 menit. Melalui arahan director Adam McKay, film ini dirilis pada 24 Desember 2021 lalu dan ditayangkan di platform streaming Netflix.
Film ini bercerita tentang kisah Dr. Randall Mindy (Leonardo DiCaprio) dan Kate Dibiasky (Jennifer Lawrence), ilmuan astronomi yang menemukan sebuah komet yang sedang mengarah ke Planet Bumi.Â
Mereka mencoba untuk memberitahu berbagai pihak seperti NASA yang kemudian membawa penemuan ini ke pemerintahan AS, namun tidak ditanggapi dengan serius. Belum lagi, dalam usahanya memberi informasi tentang bencana yang akan datang ini di media, juga tidak mendapat perhatian yang serius.
Don't Look Up adalah satir tentang berbagai permasalahan kehidupan nyata yang relate dengan masa sekarang mulai dari perubahan iklim, politik, bisnis, media, dan teknologi.
Ilmuan vs Politikus Menghadapi Bencana
Dr. Randall dan Kate menghubungi dan menemui Presiden AS, Jenie Orlean yang diperankan oleh Meryl Streep. Pihak presiden tidak melihat urgensi dari penemuan dua astronom tersebut, hingga akhirnya mereka mau mengambil keputusan ketika ada alasan kepentingan untuk mereka, Presiden Orlean dan anggota partainya.
Dalam penemuan-penemuan besar, ilmuan tidak bisa lepas dari aturan yang berlaku di suatu pemerintahan. Ilmuan 'murni', maksud saya para ilmuan yang tidak memiliki kepentingan terhadap penguasa dan fokus pada penelitian dan hasil temuannya, akan sulit untuk mendapat perhatian ditengah-tengah politikus dan pemerintahan yang selalu berusaha meraup kekuasaan dan kepentingan golongan tertentu.
Pada film ini, tujuan Dr. Randall dan Kate tersebut untuk menindaklanjuti temuannya didasarkan pada ketakutan dan harapan untuk menyelamatkan kehidupan, sementara para aktor pemerintah dan politikus masih bias pada tujuan-tujuan politik dan ekonomi.
Disrupsi Teknologi
Teknologi adalah perangkat kemajuan sekaligus senjata penghancur peradaban manusia. Aduh, saya takut menyimpulkannya. Tapi tak hanya di film ini, prediksi hancurnya manusia karena tunduk kepada teknologi sudah ada dimana-mana.
Para pengusaha / CEO perusahaan teknologi saat ini memegang kekuasaan yang tinggi, dan peluangnya untuk campur tangan dalam tatanan politik dan pemerintahan juga tidak bisa dihindarkan.Â
Mungkin sama halnya dengan para konglomerat media, yang satu persatu mendekati pemerintahan. Yah, karena semuanya akan sangat dekat jika saling memiliki "tujuan yang sama".
Media Framing dan Cyber War
Pada akhirnya, isu tentang berbagai krisis bumi akan kalah dengan drama selebritis di infotainment. Framing media pada gosip selebriti lebih difokuskan.Â
Yah, bukan berarti mereka tidak mau mengangkat isu-isu seperti perubahan iklim, penemuan komet, dan lainnya tersebut, tapi nyatanya drama lebih disukai para penonton.
Masyarakat saat ini pun punya akses tak terbatas untuk menanggapi berbagai fenomena yang terjadi di kehidupan, apalagi respon terhadap tayangan dari televisi.Â
Para 'netizen' ini, kembali mengembas pesan-pesan yang sedang di framing media melalui konten-konten kreatif mereka, namun tak jarang hal itu menyebabkan peluang terjadinya cyber-war antara pendukung fanatik satu dengan lainnya. ~Saya hampir melihat ini setiap hari di media sosial.
Gambaran Anak Muda Idealis
Pada beberapa scene dan moment di film Don't Look Up ini, saya merasakan adanya pergolakan antara golongan muda dan golongan tua. Disini, anak muda digambarkan lebih idealis dan emosional dibandingkan para tetuanya.
Kate yang cukup tegas dan emosional, dengan tampilannya dengan rambut mullet gaya anak punk, melengkapi gambaran tersebut. Namun disisi lain, anak muda yang independet tapi sebenarnya religi juga dilihatkan pada sisi Yule, yang diperankan Timothee Chalamet. Nah iya, satu lagi alasan saya menonton ini karena tidak sabar menunggu Chalamet di Dune Pt. 2, jadi nonton dia disini dulu.
Akhir kata, film bergenre disaster ini bukan hal yang baru, dan usaha para sineas mengangkat isu-isu tentang Bumi yang mulai sakit bahkan hingga prediksi-prediksi akan hari kiamat sudah cukup sering diangkat ke layar lebar. Belum lagi, saat ini banyak sekali film-film dokumenter yang juga membahas isu-isu seperti ini.
Menurut saya, terlepas dari kerennya berbagai hal teknis dari suatu film seperti plotnya, shoot-nya, sinematografi, editing, dan lainnya, Â saya berharap ketika menontonnya, saya dan penonton lainnya bisa sampai pada pesan yang ditampilkan dan mengambilnya sebagai pelajaran untuk menjalani realitas.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H