Mohon tunggu...
Rilla Amanda
Rilla Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Actively Job Seeker

Udah lulus malah bingung mau ngapain | Tyring to turn overthinking into a more serious thing

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Don't Look Up" dan Bencana yang akan Datang

20 Februari 2022   19:32 Diperbarui: 29 Maret 2022   13:38 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat saat ini pun punya akses tak terbatas untuk menanggapi berbagai fenomena yang terjadi di kehidupan, apalagi respon terhadap tayangan dari televisi. 

Para 'netizen' ini, kembali mengembas pesan-pesan yang sedang di framing media melalui konten-konten kreatif mereka, namun tak jarang hal itu menyebabkan peluang terjadinya cyber-war antara pendukung fanatik satu dengan lainnya. ~Saya hampir melihat ini setiap hari di media sosial.

Gambaran Anak Muda Idealis

Pada beberapa scene dan moment di film Don't Look Up ini, saya merasakan adanya pergolakan antara golongan muda dan golongan tua. Disini, anak muda digambarkan lebih idealis dan emosional dibandingkan para tetuanya.

Kate yang cukup tegas dan emosional, dengan tampilannya dengan rambut mullet gaya anak punk, melengkapi gambaran tersebut. Namun disisi lain, anak muda yang independet tapi sebenarnya religi juga dilihatkan pada sisi Yule, yang diperankan Timothee Chalamet. Nah iya, satu lagi alasan saya menonton ini karena tidak sabar menunggu Chalamet di Dune Pt. 2, jadi nonton dia disini dulu.

Akhir kata, film bergenre disaster ini bukan hal yang baru, dan usaha para sineas mengangkat isu-isu tentang Bumi yang mulai sakit bahkan hingga prediksi-prediksi akan hari kiamat sudah cukup sering diangkat ke layar lebar. Belum lagi, saat ini banyak sekali film-film dokumenter yang juga membahas isu-isu seperti ini.

Menurut saya, terlepas dari kerennya berbagai hal teknis dari suatu film seperti plotnya, shoot-nya, sinematografi, editing, dan lainnya,  saya berharap ketika menontonnya, saya dan penonton lainnya bisa sampai pada pesan yang ditampilkan dan mengambilnya sebagai pelajaran untuk menjalani realitas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun