Wisatawan tersebut juga merasa nyaman berada di Desa Wisata Taro dikarenakan asri lingkungannya dan masih menjaga nilai-nilai adat dengan sangat baik, “no overtourism here, peacefull..” dan memang benar dengan pengalaman penulis di Desa Taro tidak terlalu padat wisatawan yang menjadi isu bagi kepariwisataan di Bali. Hal ini tidak terlepas dari pendampingan yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pasca Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) melalui salah satu bank swasta di Indonesia dan Caventer Indonesia yang menekankan pada pengembangan desa wisata regenerative and sustainable tourism
Foto penulis bersama Ketua Pokdarwis Desa Wisata Taro
Tidak mengherankan, solidaritas masyarakat lokal terkhusus kelompok POKDARWIS Desa Wisata Taro berhasil mengembangkan Desa Wisata yang berkelanjutan dan berorientasi pada lingkungan. Tercermin dari pencapaian Desa Wisata Taro sdengan mendapat mendapat penghargaan best tourism village upgrade programme 2023 dan diakui oleh United Nation World Tourism Organization (UNWTO) dan meraih Juara 1 Desa Wisata Kategori wisata lingkungan pada ajang ADWI 2021 kategori wisata lingkungan. Harapan penulis melalui kepenulisan ini , Desa Wisata Taro dapat menjadi role model bagi pengembangan desa wisata lain yang ada di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H