Pertama kita harus tahu dulu apa itu Investasi, yaitu suatu kegiatan menanamkan uang atau aset yang nanti nya akan terakumulasi dengan harapan akan  memperoleh keuntungan di masa depan. Menunda pada saat sekarang yang diakumulasikan sampai nantinya akan terkumpul dan memberikan keuntungan lebih di masa depan. Begitulah setidaknya secara sederhana arti Investasi.
Perlu ditegaskan bahwa Investasi haruslah lebih besar atau setidaknya mampu melawan laju inflasi. Karena percuma saja mengakumulasikan dana sekian lama tapi di akhir nanti nilainya menjadi tidak berarti. Sebagai contoh jika inflasi berjalan adalah 8% maka setidaknya investasi harus mampu memberikan keuntungan bersih di atas 8% per tahun. Sekedar menabung tidak bisa dikatakan sebagai investasi, karena menabung hanya akumulasi atas setiap dana yang dikumpulkan tanpa ada pertambahan keuntungan atau return (imbal hasil).
Apa yang harus dilakukan untuk memulai sebuah Investasi?
Tentunya di awal untuk memulai sebuah Investasi, seseorang harus tahu dulu tujuan kenapa dia melakukan Investasi. Penetapan Tujuan Investasi ini agar jelas arah usaha yang akan dilakukan atau semacam ada target yang akan dicapai. Contoh tujuan investasi :
- Â Â Â Â Â Mendapatkan uang muka pembelian rumah
- Â Â Â Â Â Dana Liburan tahun depan
- Â Â Â Â Â Membuat Dana Darurat... dan sebagainya
Jika tidak ada tujuan, ditakutkan baru beberapa saat invest sudah berubah pikiran dan tergoda untuk hal lain. Di situ pentingnya menetapkan Tujuan atau Target.
Seandainya belum jelas apa tujuan investasi, setidaknya bisa ditetapkan bahwa setiap bulan harus disisihkan sekian untuk Investasi. Dimana nantinya harus segera dibuat tujuan investasi tersebut. Misal : gadis A baru saja mempunyai penghasilan dan dia berniat untuk menyisihkan 500 ribu setiap bulannya, hanya saja dia belum tahu untuk apa karena A masih tinggal bersama orang tua dan kebutuhan hidupnya juga sudah dicukupi oleh orang tuanya. Tentunya niat baik A tersebut jangan sampai terhalangi oleh belum adanya penetapan tujuan. Tetap saja lakukan investasi sambil segera menentukan tujuan. Mungkin pada bulan ketiga A sudah menemukan bahwa ada keinginannya untuk mempunyai dana pensiun dan membeli cincin impiannya sejak dulu. Nah, kalau sudah jelas tujuannya, maka boleh dibagi berapa investasi untuk Dana Pensiun dan berapa untuk membeli cincin. Mungkin tidak cukup jika hanya 500 ribu per bulan, karenanya bisa ditambahkan nilai investasinya menjadi 750 ribu perbulan, dimana 400 ribu untuk persiapan Dana Pensiun dan 350 ribu untuk membeli cincin. Di sini belum ada penentuan nilai dan periode investasinya ya.
Selanjutnya jika sudah tahu Tujuan, segera cari info sebanyak-banyaknya dan mencoba untuk mengenal tentang instrumen investasi yang ada. Dengan mengenal beberapa instrumen investasi, ini bisa mengarahkan pilihan ke  investasi apa yang sesuai dengan Profil seseorang. Selain itu Jangka Waktu serta asumsi keuntungan (Return – Imbal Hasil) yang diharapkan juga mempengaruhi dalam memilih instrumen investasi yang sesuai.
Beberapa Instrumen Investasi yang ada antara lain :
1. Â Â Â Reksadana
2. Â Â Â Emas
3. Â Â Â Saham
4. Â Â Â Surat Berharga : ORI, SUKRI dan lain-lain
5. Â Â Â Properti : Tanah, Rumah, Ruko, Apartemen dan lain-lain
Mengenal instrumen Investasi tentunya juga sekaligus mengetahui resikonya disamping  keuntungannya. Prinsip investasi yang berlaku umum adalah bahwa semakin tinggi risiko sebuah jenis instrumen investasi, maka biasanya potensi keuntungan pun akan lebih tinggi. Sebaliknya, jenis investasi yang berisiko rendah, biasanya menawarkan potensi keuntungan yang rendah pula.
Perlu diperhatikan pula bagaimana likuiditas investasi. Begini, ambil contoh antara Emas dan Rumah, lebih likuid emas. Artinya : Emas lebih mudah di-uangkan dibanding dengan Rumah, karena menjual rumah tentunya membutuhkan waktu cukup lama. Jangan sampai karena tidak cukup likuid mengakibatkan investasi yang sudah waktunya untuk ’dipanen’ menjadi tertunda penggunaannya, sehingga mengacaukan rencana yang sudah disusun.
Nah, sekarang sudah bisa langsung memulai Investasi ya. Dimulai dengan menentukan :
1. Â Â Tujuan Investasi
Ketika ada keinginan untuk mempunyai sesuatu dengan nilai yang cukup besar, tuliskan saja itu sebagai impian yang hendak dicapai. Boleh ditulis beberapa keinginan berikut estimasi dana yanng harus disiapkan. Lalu urutkan sesuai prioritas. Selanjutnya disortir lagi sesuai kemampuan. Misal : ada keinginan untuk membeli Rumah seharga 2 Milyar, Mobil seharga 225 juta, Liburan bersama keluarga dengan dana sekitar 5 juta, menyiapkan Dana Darurat 20 juta - 30 juta.
 Dilihat dari prioritas, tentunya yang paling utama adalah menyiapkan Dana Darurat. Meski rumah juga kebutuhan primer tapi jika menghendaki rumah seharga 2 Milyar, padahal penghasilan sebulan rata-rata 5 juta per bulan dan untuk tempat tinggal saat ini masih bisa dipenuhi dengan menyewa rumah, maka keinginan untuk membeli rumah bisa dikesampingkan dulu. Begitu juga keinginan untuk membeli mobil seharga 225 juta, agar ditunda dulu. Sedangkan Dana untuk Liburan mungkin bisa dijadikan tujuan kedua.
2. Â Â Jangka waktu untuk mencapai tujuan
Setelah jelas tujuannya, selanjutnya ditentukan kapan tujuan itu harus tercapai. Seperti contoh di atas, jika tujuan investasi adalah untuk menyiapkan Dana Darurat, maka secepatnya harus dicapai. Dengan melihat kemampuan, maka diperkirakan perlu waktu setidaknya 24 bulan untuk mencapai target tersedianya Dana Darurat 20 juta.
3. Â Â Instrumen Investasi
Untuk mendapatkan pilihan instrumen Investasi yang sesuai, tentunya harus dikumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Bagaimana akses untuk melakukan investasi, dan sebaliknya kemudahan untuk menariknya di kemudian hari ? Perlu dipertimbangkan resikonya juga. Meski memberikan return cukup tinggi tapi profilnya bukan termasuk orang yang berani ambil resiko, tentunya agar menghindari instrumen investasi tersebut.
Dengan kemampuan sekitar 500 ribu – 800 ribu per bulan dan agar bisa tercapai 20 juta sebagai Dana Darurat pada 24 bulan ke depan, maka pilihan jatuh ke Reksadana Pendapatan Tetap dengan asumsi return 8%.
Sekilas begitulah ilustrasi sederhana bagaimana memulai Investasi. Tidak ada yang susah kan.
Mulailah segera dan jangan tunda berinvestasi. Saat tepat berinvestasi ya sekarang.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H