Tapi... mirisnya.. lagi-lagi anak ini menanggapi serius, “Ayo Kaka, tong su biasa renang seberangi pulau. Kaka, kam ikut e (Ayo kak, kami sudah biasa berenang menyeberangi pulau. Kakak ikut ya)”.
Pulau ini belum punya gedung sekolah, sehingga anak-anak yang ada di pulau ini (anak-anak usia TK dan SD sekitar 30-40 orang, dan beberapa anak usia SMP dan SMA) harus menyeberang pulau apabila mau bersekolah. Fasilitas terbaik adalah perahu motor; tapi tidak jarang juga mereka harus mendayung perahu atau bahkan berenang karena kadang orang tua mereka tidak punya cukup uang untuk mengisi bahan bakar bagi perahu motor. Beberapa kali anak-anak ini bercerita bahwa kadang sampai sekolah mereka sudah terlalu lelah karena harus mendayung perahu atau berenang, akibatnya mereka mengantuk di kelas dan tidak konsentrasi lagi mengikuti pelajaran di sekolah. Beberapa anak-anak memilih tidak berangkat ke sekolah.
Beberapa anak juga pernah bercerita kepada kami bahwa mereka sudah kelas 3 SD dan diharuskan mengulang lagi dari kelas 1 SD karena ketertinggalan mereka dalam menguasai materi pelajaran. “Tidak bisa begini terus, Kaka” ujar salah satu anak saat menutup ceritanya. Mereka sendiri ingin sekali mengubah nasibnya, tapi keterbatasan-keterbatasan yang diluar kemampuan mereka membuat mereka melihat masalah ini seperti tidak ada jalan keluar.
Saya lalu membandingkan masa kanak-kanak saya yang tidak pernah mengalami bahkan untuk sekedar terlintas pikiran akan masalah seperti itu. Pendidikan, baik dari segi kualitas pengajar, sarana dan prasarana di sekolah, ataupun biaya pendidikan tidak pernah menjadi kendala bahkan hingga saya lulus kuliah. Saya ingin mereka bisa merasakan indahnya dunia pendidikan seperti yang pernah saya rasakan. Ide-ide bagi permasalahan mereka masih terus saya dan teman-teman pikirkan bersama. Sementara itu, kami terus pergi ke pulau ini setiap Sabtu, sekedar untuk mengulang pelajaran yang mereka dapat di sekolah dalam kemasan yang lebih menarik. Semoga ada titik terang bagi permasalahan mereka.
Facebook page: Rumah Belajar Pulau Lemon
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H