Mahasiswa magang MBKM Universitas Tidar di BBPPM Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Parasamya Beran No.16, Beran Kidul, Tridadi, Kec. Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta membuat inovasi berupa pupuk organic cair dengan metode ember tumpuk yang diberi nama "FERTINEST". "FERTINEST" berasal dari gabungan tiga kata dalam bahasa Inggris, yaitu "Fertilizer", "Nutrition", dan "Best". "Fertilizer" berarti pupuk,"Nutrition" artinya nutrisi, dan "Best" berarti terbaik. Nama "FERTINEST" produk ini adalah pupuk organik cair yang dirancang khusus untuk memberikan nutrisi terbaik bagi tanaman.
Tujuan dari dilakukannya inovasi pembuatan pupuk organic cair dengan metode ember tumpuk adalah menjadi salah satu solusi yang sangat relevan dan praktis terhadap permasalahan kekurangan lahan pembuangan sampah organic di Kabupaten Sleman yang semakin mendesak untuk segera diatasi. Dengan ember tumpuk, sampah organik rumah tangga dapat dikelola langsung di tingkat rumah tangga tanpa memerlukan lahan yang luas. Proses pengelolaan ini tidak hanya membantu mengurangi volume sampah yang harus dibuang, tetapi juga menghasilkan produk yang lebih bermanfaat, seperti kompos yang dapat digunakan untuk pupuk tanaman. Hal ini sangat sesuai dengan kebutuhan Kabupaten Sleman, yang dikenal memiliki banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan perkebunan.
Kegiatan ini dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan mulai dari bulan November hingga Desember 2024 di Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (BBPPM) Yogyakarta. Proses pembuatan pupuk organik cair dengan metode ember tumpuk ini melibatkan 3 (tiga) tahapan yaitu tahap persiapan, praktik, dan pematangan. Langkah- langkah pembuatan pupuk organic cair dengan medote ember tumpuk yaitu:
- Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian membersihkan kedua ember tersebut.
- Melubangi salah satu tutup ember menggunakan cutter pada bagian tengah.
- Melubangi salah satu ember menggunakan bor pada bagian bawah, 1 lubang pada bagian samping bawah, dan memutar pada samping atas.
- Memasang keran pada lubang samping bawah dan menempelkan kedua ember tersebut.
- Memasukkan buah-buahan busuk untuk memancing lalat buah masuk agar menghasilkan maggot.
- Setelah dua minggu, maggot sudah muncul. Setiap hari maggot diberi makan dengan sampah rumah tangga organik agar menghasilkan cairan lindi dan siap dipanen.
- Selanjutnya tahap pematangan  sebagai proses terakhir, cairan lindi yang sudah dipanen kemudian dijemur selama dua minggu dan dilakukan pengamatan terhadap perubahan warna dan aroma sampai siap digunakan. Â
- Setelah itu, dilakukan pengemasan untuk menjadi produk Pupuk Organik Cair (POC). Pupuk tersebut diberi nama "Ferti Nest".
Pembuatan pupuk organik cair dengan metode ember tumpuk ini diharapkan mampu memotivasi masyarakat untuk dapat memanfaatkan limbah rumah tangga dengan mengolahnya menjadi pupuk organik cair (POC) dengan metode ini. Metode ember tumpuk tidak hanya membantu mengatasi masalah kekurangan lahan untuk pembuangan sampah, tetapi juga mengurangi penumpukan sampah organik yang sering menjadi masalah. Limbah yang awalnya tidak terpakai dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat, yaitu pupuk yang berguna untuk menyuburkan tanaman. Dengan cara ini, masyarakat dapat mengubah sampah menjadi produk bernilai tinggi yang mendukung pertanian atau penghijauan di sekitar mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H