Mohon tunggu...
noviyantilestari
noviyantilestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Pendidikan Biologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tim Magang MBKM Pendidikan Biologi Universitas Tidar 2024 Membuat Inovasi Berupa Pupuk Organik Cair yang Diberi Nama "FERTINEST" di BBPPM Yogyakarta

25 Desember 2024   22:25 Diperbarui: 25 Desember 2024   22:35 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa magang MBKM Universitas Tidar di BBPPM Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Parasamya Beran No.16, Beran Kidul, Tridadi, Kec. Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta membuat inovasi berupa pupuk organic cair dengan metode ember tumpuk yang diberi nama "FERTINEST". "FERTINEST" berasal dari gabungan tiga kata dalam bahasa Inggris, yaitu "Fertilizer", "Nutrition", dan "Best". "Fertilizer" berarti pupuk,"Nutrition" artinya nutrisi, dan "Best" berarti terbaik. Nama "FERTINEST" produk ini adalah pupuk organik cair yang dirancang khusus untuk memberikan nutrisi terbaik bagi tanaman.

Tujuan dari dilakukannya inovasi pembuatan pupuk organic cair dengan metode ember tumpuk adalah menjadi salah satu solusi yang sangat relevan dan praktis terhadap permasalahan kekurangan lahan pembuangan sampah organic di Kabupaten Sleman yang semakin mendesak untuk segera diatasi. Dengan ember tumpuk, sampah organik rumah tangga dapat dikelola langsung di tingkat rumah tangga tanpa memerlukan lahan yang luas. Proses pengelolaan ini tidak hanya membantu mengurangi volume sampah yang harus dibuang, tetapi juga menghasilkan produk yang lebih bermanfaat, seperti kompos yang dapat digunakan untuk pupuk tanaman. Hal ini sangat sesuai dengan kebutuhan Kabupaten Sleman, yang dikenal memiliki banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan perkebunan.

Kegiatan ini dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan mulai dari bulan November hingga Desember 2024 di Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (BBPPM) Yogyakarta. Proses pembuatan pupuk organik cair dengan metode ember tumpuk ini melibatkan 3 (tiga) tahapan yaitu tahap persiapan, praktik, dan pematangan. Langkah- langkah pembuatan pupuk organic cair dengan medote ember tumpuk yaitu:

  • Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian membersihkan kedua ember tersebut.
  • Melubangi salah satu tutup ember menggunakan cutter pada bagian tengah.
  • Melubangi salah satu ember menggunakan bor pada bagian bawah, 1 lubang pada bagian samping bawah, dan memutar pada samping atas.
  • Memasang keran pada lubang samping bawah dan menempelkan kedua ember tersebut.
  • Memasukkan buah-buahan busuk untuk memancing lalat buah masuk agar menghasilkan maggot.

Proses pembentukan maggot selama 2 minggu
Proses pembentukan maggot selama 2 minggu
  • Setelah dua minggu, maggot sudah muncul. Setiap hari maggot diberi makan dengan sampah rumah tangga organik agar menghasilkan cairan lindi dan siap dipanen.

Penguraian oleh maggot
Penguraian oleh maggot
  • Selanjutnya tahap pematangan  sebagai proses terakhir, cairan lindi yang sudah dipanen kemudian dijemur selama dua minggu dan dilakukan pengamatan terhadap perubahan warna dan aroma sampai siap digunakan.  

Panen air lindi
Panen air lindi

Penjemuran air lindi
Penjemuran air lindi
  • Setelah itu, dilakukan pengemasan untuk menjadi produk Pupuk Organik Cair (POC). Pupuk tersebut diberi nama "Ferti Nest".

Produk pupuk Fertinest
Produk pupuk Fertinest

Pembuatan pupuk organik cair dengan metode ember tumpuk ini diharapkan mampu memotivasi masyarakat untuk dapat memanfaatkan limbah rumah tangga dengan mengolahnya menjadi pupuk organik cair (POC) dengan metode ini. Metode ember tumpuk tidak hanya membantu mengatasi masalah kekurangan lahan untuk pembuangan sampah, tetapi juga mengurangi penumpukan sampah organik yang sering menjadi masalah. Limbah yang awalnya tidak terpakai dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat, yaitu pupuk yang berguna untuk menyuburkan tanaman. Dengan cara ini, masyarakat dapat mengubah sampah menjadi produk bernilai tinggi yang mendukung pertanian atau penghijauan di sekitar mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun