Mohon tunggu...
Novita Wulandari
Novita Wulandari Mohon Tunggu... Guru - Math Teacher

Tidak semua siswa harus pandai, tapi setiap siswa harus mau berjuang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bangkit dari Pembelajaran Terdampak Pandemi dengan Model PBL

6 Desember 2022   09:10 Diperbarui: 6 Desember 2022   09:14 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era digital ini, banyak sekali perubahan terutama di dunia pendidikan. Dampak dari pandemi Covid-19 ini mengakibatkan percepatan untuk proses digitalisasi di sekolah. Guru dan siswa dituntut untuk melakukan pembelajaran jarak jauh atau yang sering kali dikenal dengan istilah pembelajaran daring (dalam jaringan). Hal ini dikarenakan proses pembelajaran harus tetap berjalan, sedangkan sekolah-sekolah dianjurkan untuk melakukan lockdown. Dengan demikian, mau tidak mau, bisa tidak bisa, guru dan siswa pun dituntut untuk melaksanakan pembelajaran secara online. Sehingga meskipun tidak bertemu atau bertatap muka secara langsung, namun pembelajaran tetap bisa berjalan. Tidak sedikit platform yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran daring saat itu. Bahkan mereka berlomba-lomba menawarkan platform yang terbaik ke sekolah-sekolah.

Saat itu, guru pun dituntut melakukan inovasi pembelajaran secara digital sehingga siswa yang diharuskan untuk belajar di rumah tidak merasa bosan. Namun ironisnya, alih alih merasa bosan, justru beberapa siswa hampir tidak pernah mengikuti pembelajaran, bahkan sekedar untuk hadir saja mereka enggan. Hal ini sangat berdampak kepada pendidikan sekarang ini.

Kurang lebih dua tahun siswa belajar di rumah karena pandemi, dengan sistem pembelajaran online tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan keefektifan sistem pembelajaran tatap muka. Di awal tahun 2021, siswa sudah mulai masuk kembali ke sekolah secara offline. Namun dampak dari pembelajaran online masih sangat terasa. Seperti banyaknya materi prasyarat di jenjang sebelumnya yang belum terpenuhi, kemampuan sosialisasi siswa terhadap teman, terhadap guru yang dirasa kurang terasah, motivasi untuk belajar juga masih kurang.

Siswa yang terbiasa dengan pembelajaran online butuh proses penyesuaian untuk bisa mengikuti dengan baik pembelajaran tatap muka ketika kembali lagi ke sekolah. Sedangkan guru masih banyak yang tetap menggunakan model pembelajaran konvensional seperti ketika belum terjadi pandemi. Hal ini sangat berpengaruh, karena pembelajaran konvensional cenderung berpusat pada guru, hanya satu arah dan minim interaksi dengan siswa. Sehingga siswa cenderung pasif, terlihat lesu dan bahkan terkadang ada yang sampai tertidur ketika guru menjelaskan materi.

Maka dari itu, diperlukan model pembelajaran inovatif yang mampu meningkatkan interaksi siswa dengan siswa lainnya, serta siswa dengan guru, sehingga terjadi komunikasi dan atau interaksi antarsiswa dan guru. Salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan adalah Project Based Learning atau sering dikenal dengan PBL yang merupakan model pembelajaran berbasis masalah. Adapun syntax dari PBL yaitu:

1. Orientasi siswa pada masalah

Sebelum pembelajaran dimulai, terlebih dahulu siswa diberikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari untuk didiskusikan secara kelompok kemudian dicari tahu penyelesaiannya.

2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Siswa dikelompokkan secara heterogen, dan mulai mendiskusikan langkah penyelesaian, membagi tugas setiap anggota kelompok, dan mencari data atau informasi yang diperlukan dalam penyelesaian masalah.

3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

Guru memantau keterlibatan siswa dalam pengumpulan data,  mencari dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber untuk didiskusikan secara berkelompok dalam memecahkan masalah.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Setiap kelompok melakukan diskusi untuk menghasilkan solusi pemecahan masalah dan hasilnya dipresentasikan.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Setiap kelompok melakukan presentasi dan kelompok lain memberikan apresiasi, menyampaikan tanggapan, dan memberikan masukan atau pertanyaan jika ada yang belum dipahami. Dilanjutkan membuat kesimpulan dari masukan masukan yang diperoleh dari kelompok lain.

Berdasarkan syntax PBL yang sudah disebutkan di atas, berikut kelebihan model Project Based Learning (PBL) antara lain:

  • Pembelajaran berpusat pada siswa,
  • Mengembangkan pengendalian diri siswa,
  • Memungkinkan siswa mempelajari peristiwa secara multidimensi dan mendalam,
  • Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah,
  • Mendorong siswa mempelajari materi dan konsep baru ketika memecahkan masalah,
  • Mengembangkan kemampuan social dan ketrampilan berkomunikasi yang memungkinkan mereka belajar dan bekerja dalam tim,
  • Mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
  • Mengintegrasikan teori dan praktik yang memungkinkan siswa menggabungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru,
  • Memotivasi siswa dalam belajar,
  • Siswa memperoleh ketrampilan mengelola waktu,
  • Pembelajaran membantu siswa untuk belajar sepanjang hayat.

Dengan demikian, diharapkan penggunaan model pembelajaran yang inovatif, terutama Project Based Learning (PBL) ini dapat meningkatkan kemampuan sosialisasi dan interaksi siswa dengan teman maupun guru, keaktifan dalam belajar, serta lebih memotivasi siswa untuk belajar. Sehingga tingkat keberhasilan proses pembelajaran bisa meningkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun