Wah, wah, ternyata istilah Tunas Kelapa bisa mengacaukan konsep anak.
Saya jadi teringat ungkapan Prof. Muslimin Ibrahim, Dosen Biologi Unesa yang intinya seperti ini.
"Ungkapan Tunas Kelapa itu salah. Semua tumbuhan yang tumbuh dari biji namanya adalah kecambah. Sedangkan yang tumbuh dari pangkal batang baru itu namanya Tunas. Jadi seharusnya, kalau masih pake lambang kelapa, Pramuka pake istilah kecambah kelapa."
Saya masih bingung, mana mungkin anak SD saya jelaskan dengan kalimat ini. Kemudian saya mendapat ide untuk menjelaskannya seperti ini.
"Istilah Tunas Kelapa hanya ada pada simbol Pramuka. Kenyataannya, kelapa tidak berkembang biak dengan tunas. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas adalah pisang dan bambu."
Tak hanya Tunas Kelapa. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering sekali tanpa sadar memberikan konsep yang salah kepada anak. Bukan hanya guru saja, orang tuapun sering memberikan konsep yang salah hanya agar anak mengikuti perintahnya. Seperti menanamkan konsep bahwa bermain di sawah, ladang dan sungai belakang rumah di siang hari akan mengundang wewe gombel. Padahal maksud si orang tua hanya agar anak segera pulang dari bermain dan tidur siang. Tanpa mereka sadari, anak akan tumbuh dengan bayang-bayang wewe gombel yang akan muncul di sungai saat matahari tepat di atas kepala (biasanya ditrandai dengan suara qiro'). Hal tersebut hanya sekelumit contoh. Semoga kita semua, yang punya anak-anak kecil, yang punya adik-adik kecil, yang punya murid SD, sebisa mungkin menjauhkan diri dari penuturan yang memicu pemahaman salah anak.