Langit gelap pekat, meski masih siang
ada rindu pada hembusan angin
dia sulam jadi abu langkahnya gemetar
berjalan di reruntuhan harapan tahun-tahun lalu
Desember, gerimis menari di pelupuk matamu
tak deras, tapi cukup sesakkan dada
ada perih tertinggal di penghujung tahun
kenangan jatuh di atas genangan
Di bawah payung lusuh itu, Desember berbisik
"Akankah aku menemukan hangat pada pohon-pohon itu
ataukah dingin menyapaku di ujung perjalanan?
Desember ada gerimis di wajahmu
musim itu lekat, membekas, tapi tak melukai
ajari bahwa luka adalah cara kita mengerti tak ada yang abadi
2024-2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H