Mohon tunggu...
Novita Dina
Novita Dina Mohon Tunggu... Aktor - Penulis

Menyukai buku dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Oksigen Terakhir

10 Desember 2024   13:58 Diperbarui: 10 Desember 2024   17:42 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

udara berselimut debu sejarah

mengendap di lipatan paru

organ-organ lemahku terjebak 

di antara derap waktu 

gemetar, napasku meledak jadi 

batuk-batuk kecil

dalam rongga dada,

kusaring udaraku sendiri

di luar telah gelap pekat

hidup kita dijajah kabut

sungguh sial aku berada di antara reruntuhan

sawah, di bawah langit tak lagi biru

terhimpit apartemen-apartemen menjulang

untuk merajut jurang antara hidup dan delusi

semoga aku bisa menyelinap di sela kuasa

tulis nasib dengan tanganku sendiri

menghidu aroma basah 

mawar dan kembang sepatu

sambil kuhirup udara dari selang oksigen terakhirku.

2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun