saat demokrasi rebah di perut bumi
orang-orang bijak menyembah berhala
lalu sekantung uang pengemis menjadi manis
di tangan para priyayi, yang berhati-hatiÂ
membungkus negeri komunis,
sedangkan aku tertawa bersama iblisÂ
melihat rakyat baris berbaris.
puppeter yang malang, marionet tanpa benang
semalaman kau tidur dalam orchestrasi dusta
ragaku tanpa nyawaÂ
saat berkelakar kau akan sejahtera
akan kututup cerita yang katanya tanah surga
tak ada cita,
semoga lupa.
Sukabumi, 25 September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H