Mohon tunggu...
Novitania
Novitania Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer and Blogger

Content creator, and Blogger. Coffee and makeup enthusiast. an amateur photografer.

Selanjutnya

Tutup

Money

Dollar Kian Meroket, Akankah Pembangunan Infrastruktur Mangkrak?

13 Agustus 2018   10:34 Diperbarui: 13 Agustus 2018   10:45 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senada dengan hal itu, Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan hingga saat ini pemerintah sudah berhasil menerapkan pembangunan 17 proyek infrastruktur besar melalui skema KPBU (Kerja sama Pemerintah Badan Usaha).

"Sudah ada proyek besar Kominfo seperti infrastruktur telekomunikasi Palapa Ring Barat yang sudah selesai dan proyek-proyek lain seperti jalan tol, rumah sakit dan lainnya. Dengan demikian maka pembiayaan infrastruktur tidak lagi tergantung APBN karena pihak swasta sudah dilibatkan".

img-20180813-wa0003-5b70f92abde5757f1d66ecd2.jpg
img-20180813-wa0003-5b70f92abde5757f1d66ecd2.jpg
Hal lain yang juga terus dilakukan pemerintah adalah bagaimana dalam jangka dekat mengoptimalkan ekspor dan mengurangi impor dengan meningkatkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri).

Kabar bahagia yang juga patut masyarakat ketahui, hingga hari ini tidak ada instruksi khusus Kementerian PUPR untuk menunda proyek infrastruktur. Hal itu karena kandungan lokal di hampir semua proyek infrastruktur mencapai 99%.

Efisiensi yang terus dilakukan pemerintah adalah penyebabnya, seperti apa yang dituturkan Inspektur Jenderal Kementerian PUPR Widiarto. "Dalam rangka efisiensi belanja anggaran, PUPR menghemat belanja barang dan melakukan shifting ke belanja modal atau ke belanja yang lebih produktif. Namun tidak ada instruksi untuk menunda, infrastruktur jalan terus, tidak ada yang direm".

Di Kementerian PUPR, Widiarto menjelaskan, ada tiga jenis belanja anggaran. yakni: belanja barang operasional, belanja non operasional, dan belanja yang berkarakter modal.

"Belanja berkarakter modal, contohnya: infrastruktur yang diserahkan ke masyarakat, seperti rumah swadaya. Dan ini yang memang akan diperbesar sedangkan belanja yang cenderung akan dikurangi adalah belanja barang non operasional, yakni: berupa studi, kajian, workshop. Untuk belanja jenis ini, pengurangan setahun sekitar 15 persen," tuturnya.

Dari hasil diskusi itu, saya makin paham tentang hulu-hilir bagaimana Efisiensi Anggaran dan Meninjau Ulang Infrastruktur yang telah dilakukan pemerintah. Bersyukur rasanya, sampai dengan hari ini tidak ada satu pun proyek infrastruktur yang mangkrak ataupun tertunda. Karena pemerintah telah mengupayakan komponen pembangunan yang diperlukan menggunakan bahan-bahan lokal.

Last but not least yang perlu kita lakukan sebagai masyarakat adalah mensupport penuh apa yang telah diupayakan pemerintah. Dengan dukungan dari masyarakat, proyek-proyek pembangunan yang diupayakan pemerintah akan lebih cepat terselesaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun