Mohon tunggu...
Novita Mandasari
Novita Mandasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Seorang istri sekaligus pengajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Peran dan Kesadaran Orang Tua dalam Pencegahan Stunting untuk Indonesia Sehat

11 September 2018   10:04 Diperbarui: 11 September 2018   10:25 4906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada periode 730 hari pasca kelahiran, asupan gizi bayi pun harus menjadi perhatian utama. Setiap ibu pasti ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya, namun terkadang kurangnya pengetahun tentang gizi dan pola asuh tanpa disadari bsia berdampak kepada kondisi gizi anak. 

Misalnya saja karena ingin anaknya cepat besar maka seorang ibu menganggap ASI saja tidak cukup sehingga memberikan anak susu formula. Padahal kandungan gizi di dalam ASI sangat dibutuhkan anak dan itu tak bisa tergantikan oleh susu formula. 

Pemenuhan gizi yang optimal selama periode 1000 HPK memberi kesempatan kepada anak untuk hidup lebih lama, lebih sehat, lebih produktif, serta berisiko lebih rendah terhadap penyakit degeneratif. 

Ilustrasi 1000 HPK (gambar: sarihusada.co.id)
Ilustrasi 1000 HPK (gambar: sarihusada.co.id)
Beberapa kasus stunting sebenarnya sudah bisa terdeteksi pada periode ini. Oleh sebab itu, sejak masa kehamilan seorang ibu harus peduli dengan asupan gizi anak. Agar tercipta Indonesia sehat yang bebas dari stunting maka Kementerian Kesehatan gencar melakukan sosialisasi sembilan pesan inti 1000 HPK yaitu:
  1. Selama hamil, makan makanan beraneka ragam
  2. Memeriksa kehamilan 4x selama kehamilan
  3. Minum tablet tambah darah
  4. Bayi yang baru lahir Inisiasi Menyusui Dini  (IMD)
  5. Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan
  6. Timbang BB bayi secara rutin setiap bulan
  7. Berikan imunisasi dasar wajib bagi bayi
  8. Lanjutkan pemberian ASI hingga usia 2 tahun
  9. Berikan MP ASI secara bertahap pada usia 6 bulan dan tetap memberikan ASI.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008, pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal empat kali selama masa kehamilan. Hal ini dilakukan agar status gizi dan kondisi janin dan ibu dapat dipantau sehingga anak diharapkan terlahir dengan sehat. 

Pemberian ASI eksklusif juga sangat dianjurkan agar daya tahan tubuh anak lebih kuat. Oleh sebab itu, inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi yang baru dilahirkan harus dilakukan. IMD merupakan kemampuan bayi menyusu sendiri segera setelah lahir, ini akan mendekatkan ibu dan anak sehingga keduanya bisa saling merasakan kasih sayang. Menurut UNICEF, IMD juga dapat mempercepat pemulihan ibu pasca melahirkan.

Pentingnya ASI 

Pada periode 1000 HPK, pemberian ASI eksklusif merupakan bagian terpenting. ASI mengandung zat antibodi yang bermanfaat bagi tubuh bayi serta memiliki keunggulan dibandingkan susu formula. 

Dalam ASI terkandung kolostrum yang berguna untuk meningkatkan imunitas tubuh bayi, ASI juga mudah dicerna, ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi, dan ASI mengandung gizi berkualitas yang dapat meningkatkan kecerdasan anak (Kemenkes). 

"ASI adalah dasar kehidupan. Anak yang cerdas dimulai dari 1000 hari pertama kehidupan (HPK), tentu salah satu diantaranya diberi ASI", tutur Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, saat memberikan sambutan pada Puncak Peringatan Pekan ASI Sedunia tahun 2018 di Kementerian Kesehatan, Senin pagi (20/8). 

Agar setiap anak di Indonesia terjamin pemenuhan haknya mendapatkan ASI eksklusif, maka dikeluarkan Peraturan Pemerintah No 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif, program Inisiasi Menyusu Dini (IMD), sarana menyusui di tempat kerja dan umum, penggunaan susu formula, serta dukungan masyarakat serta tanggung jawab pemerintah dalam hal pendanaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun