Mohon tunggu...
Novita Mandasari
Novita Mandasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Seorang istri sekaligus pengajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jauhkan Kelompok Rentan dari Rokok agar Bangsa Sehat

19 Agustus 2018   21:04 Diperbarui: 19 Agustus 2018   21:24 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam pelaksanaannya, telah dikeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau.

Di dalam aturan tersebut ada lima gambar yang dipakai dalam tiap bungkus rokok yaitu kanker mulut, kanker paru-paru dan bronkitis akut, kanker tenggorokan, merokok membahayakan anak, serta gambar tengkorak. Ini semua bertujuan memberikan efek jera sehingga perokok sadar akan bahaya rokok bagi kesehatan.

Dari diskusi "Jauhkan Kelompok Rentan dari Rokok" mengatakan ada beberapa hal yang harus dilakukan agar jumlah perokok dapat dikendalikan.

Pertama, pemerintah harus menaikkan cukai rokok setinggi-tingginya sehingga harga rokok menjadi lebih mahal. Minimal harga rokok Rp. 50.000 -- 100.000. Pemerintah tidak perlu khawatir bila pendapatan negara menjadi berkurang. Pertumbuhan ekonomi tidak boleh diserahkan kepada industri rokok. Masyarakat yang tidak merokok justru diharapkan bisa lebih produktif.

Bila masyarakatnya sehat, maka akan produktif bekerja dan tentu saja ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. "Aspek pengendalian harus lebih kuat dibanding penerimaan negara" jelas Abdillah Ahsan.  

Kedua, membatasi atau menghapus iklan rokok. Hasil survei Yayasan Lentera Anak tahun 2015 di lima kota menunjukkan 85% sekolah dikelilingi iklan rokok. Iklan rokok menyebabkan anak-anak ingin mencoba rokok dan akhirnya tidak dapat berhenti hingga dewasa.

Ketiga, membatasi tempat atau akses penjualan rokok. Rokok tidak boleh dijual bebas dimana saja. Pemerintah harus bertindak tegas dengan tidak memperbolehkan rokok dijual di lingkungan sekitar sekolah.

Selain perlu membuat aturan bahwa pedagang tidak boleh menjual rokok kepada anak-anak dan anak remaja. Setiap pedagang perlu bertanya umur pembeli rokok, bila si pembeli masih anak-anak atau anak remaja maka rokok tidak boleh dijual. Sepertihalnya aturan bagi pembeli minuman keras. Tindakan seperti ini sudah dilakukan di negara-negara lain dan membuktikan jumlah perokok menjadi berkurang.

Keempat, keteladanan dari orangtua. Keluarga merupakan unit terkecil dari sebuah bangsa. Keluarga berperan dalam pembentukan masa depan anak. Oleh sebab itu orangtua haruslah memberikan teladan yang baik kepada seluruh anggota keluarga, salah satunya adalah tidak menghisap rokok. Hasil penelitian di lapangan membuktikan orangtua yang perokok menyebabkan anaknya juga perokok. Untuk itu seluruh orangtua di Indonesia harus ikut bersama-sama mengaungkan kampanye #RokokHarusMahal.

Mengurangi dan mengendalikan jumlah perokok tidak hanya tugas pemerintah saja namun tugas seluruh rakyat Indonesia. Oleh sebab itu seluruh masyarakat Indonesia harus ikut menggaungkan kampanye #RokokHarusMahal.

Masyarakat yang sehat akan mengurangi beban pengeluaran pemerintah untuk kesehatan dan tentu saja ini akan membantu pemerintah memperhatikan sektor lainnya. Tubuh yang sehat akan membuat kita produktif bekerja. #RokokHarusMahal mari selamatkan generasi bangsa dari rokok (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun