Mohon tunggu...
Novita Kudji
Novita Kudji Mohon Tunggu... Perawat - Perempuan dari Timur Indonesia

Beta Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Patah Terhebat

19 April 2020   21:12 Diperbarui: 20 April 2020   05:43 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Dokumen Pribadi

Pergi entah ke mana kamu

Datang entah ke dari mana kamu

Jejak tak tertera

Bekas tak berujung

Itu kamu dengan sikap dan sifat mu

Bosan bukan tak beralasan

Serasa ada detik-detik yang ku rugikan

Saya bukan untuk kamu 

Kamu bukan untuk saya

Lalu dinding mana yang kamu ingin perdebatkan

Aku sudah tidak berada di ruas jejak lalu mu

Kamu terlalu egois untuk terlalu mengira aku masih ada di ruas itu

Aku cuman bilang kamu terlalu memaksa aku diruas jalan mu hingga aku terpatah-patah disitu dulu

Sayangnya aku kini sembuh dari patahan terhebat mu dan aku mulai bersyukur dengan jalur ku kini

Aku tetap hormat bukan untuk kamu datang dan pergi sesuka hati

Aku tetap tenang bukan untuk kamu datang pergi berganti hati

Aku diam bukan untuk kamu berdebat siapa salah siapa benar denga percakapan tanpa makna dari mu

Aku cuman bisa bilang rasa dan asa ku dulu mengira kamu adalah masa depan ku karena itu dulu  alasan ku berjuang

Aku bilang sekali lagi itu dulu dan tidak untuk besok atau pun esok ku

Aku sudah bahagia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun