Bagiku, untuk mengubah dunia, perlu diadakan perubahan kecil dahulu. Yaa, salah satunya dengan mengajak mereka sholat. Bukankah sholat itu mencegah kita melakukan perbuatan jahat, dan yang merupakan tiang agama? Maka aku akan menggalakkan apa yang aku rencanakan ini.
Sepulang kuliah aku mengalami hambatan, motorku dihadang. Siapa lagi, kalau bukan rasta dan para ajudan setianya. Terpaksa aku harus meladeni mereka terlebih dahulu. Bisa saja aku memanggil raka cs, namun aku urungkan niatku.
“kenapa ras? Ada masalah ama gw?” tanya ku.
“banyak!! Pegangin dia!” utus rasta pada ajudannya.
Aku hanya diam, malas untuk mengelak. Hampir tenagaku habis hari ini.
“mau mukul gw karena ga gw ajak? Hah? Eh, kalian mau jadi ajudannya kenapa?” tanya ku sedikit mengejek.
“apaa sii lo, banyak bacot!!”
BUK!!
Sebuah pukulan melayang di perutku, terasa sakit. Sedikit, aku tahan. Semoga ada balasan atas apa yang dilakukannya malam ini. Batinku dalam diri.
“udah?! Cuman segitu?” ejek aku lagi.
Karena merasa kesal, entah ada apa yang mengurungkan niatnya untuk memukul aku lagi, dia pergi. Tak hanya itu, rasta kehilangan kesadarannya. Bagaimana tidak, dia meninggalkan teman-temannya, yaa para ajudannya itu untuk naik kendaraan umum.