Takut menerima kenyataan bahwa pernikahannya dibatalkan, takut menerima kenyataan bahwa keluarganya akan merasa malu karena undangan yang telah tersebar harus dibatalkan secara mendadak. Raesa merasa menjadi wanita yang paling bodoh diseluruh dunia, bisa-bisanya dia tertipu selama 3 tahun oleh seorang pria yang sudah beristri. Itulah sebabnya hari ini Raesa memerintahkan seluruh asisten rumah tangga di rumahnya untuk libur dengan alasan dia ingin sendiri dan menenangkan pikiran. Mama dan Papa Raesa lagi dalam perjalanan dinas ke Luar kota selama beberapa hari. Hal inilah yang membuat rumah Raesa terlihat sangat sepi. Setelah mendengar semua penjelasan Raesa akhirnya aku memberanikan diri untuk mulai berbicara : "Aku tahu kamu pasti mengalami hari yang sangat sulit, luka yang kamu alami pasti terasa sangat menyakitkan. Tapi menurutku, kamu terlalu berharga kalau mengakhiri hidupmu hanya untuk pria brengsek seperti Aldo itu. Kamu adalah anak satu-satunya Raesa. Kamu adalah harapan dari Mama dan Papa mu untuk terus berjuang diluar sana mencari nafkah. Pasti ada alasan bagi mereka untuk terus banting tulang diluar sana.Â
Mereka hanya ingin melihat kamu bahagia. Karena dengan kamu bahagia maka mereka akan bahagia. Apabila kamu mengakhiri hidupmu hari ini, apakah kamu tidak berpikir orangtua mu akan merasa sedih dan gagal? Mereka telah gagal mendidik dan merawat kamu untuk menjadi Raesa yang dewasa dan berpikiran maju. Seharusnya kamu bersyukur Raesa, Tuhan telah menunjukkan kepada kamu siapa Aldo sebenarnya sekarang. Coba kalau Tuhan tunjukin sama kamu ketika kamu sudah menjadi istri Aldo. Apakah kamu tidak merasa akan lebih hancur? Apakah kamu tahu bahwa orang yang paling tersakiti saat ini adalah istri Aldo, bukan kamu? Kamu masih memiliki kesempatan untuk bisa memulai hidup kamu yang baru dengan pria lain dengan status kamu yang single. Kamu cantik dan belum pernah menikah. Tentu masih banyak yang akan mau menjadi pasangan kamu. Coba kamu bayangin istri Aldo hari ini. Dia pasti merasa sangat tersakiti dan hancur. Pria yang sudah bersumpah dihadapan Tuhan telah selingkuh dan mengkhianati sumpahnya itu.Â
Apabila mereka berpisah, bagaimana dengan anak-anak mereka jika seandainya mereka sudah memiliki anak. Jadi kamu bukanlah yang paling tersakiti Raesa. Jadi jangan sia-siakan hidupmu hanya untuk pria brengsek itu." Setelah aku selesai berbicara, akhirnya Raesa kembali menatapku dan tersenyum :"Thanks yah... apa yang kamu katakan benar juga. Terus aku sekarang harus apa? Hatiku benar-benar terasa sangat kacau. Aku tidak tahu harus berbuat apalagi, dadaku sesak, rasanya seperti ingin meledak (sambil menyentuh hatinya menggunakan tangan kanannya dan meneteskan air mata secara berlahan).
Akupun kembali berbicara kepada Raesa :"yang kamu butuhkan saat ini adalah Ketenangan''. Tiba-tiba Raesa menghentikan pembicaraanku dengan berkata : "Ketenangan??? Ketenangan yang seperti apa? Apa maksud kamu aku harus ke Club, clubbing, minum-minum dan mabuk-mabukan? Ketenangan yang seperti itu? Hahhahaha..... Itu gak akan membuat hatiku damai, itu hanya ketenangan sesaat'' ucap Raesa dengan perasaan kesal kepadaku. Aku memberanikan diri untuk melanjutkan perkataanku yang sempat terputus olehnya ''Ketenangan yang bukan bersifat menyiksa diri kamu. Tapi ketenangan yang mampu membuatmu benar-benar merasa damai Raesa." Â Lalu Raesa menatapku dengan penasaran :"Apa itu?". Lalu aku menjawab : "Firman Tuhan, kamu butuh Firman Tuhan untuk menenangkan hatimu, Mazmur 34 : 19 bilang kalau Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Masih ada Tuhan Raesa, masih ada kuasa yang tak terbatas yang akan pulihkan kamu dari luka ini.Â
Kamu hanya perlu datang dan berdoa kepada Tuhan. Doa orang benar apabila didoakan sangat besar kuasanya. Kamu hanya perlu memohon dan merendahkan hatimu untuk mau dipulihkan oleh Tuhan." Seketika itu juga Raesa memelukku dan berkata : " Thank you, Thank you sudah mengingatkan aku. Sepertinya aku sudah terlalu jauh dari Tuhan, Thank you sudah menyelamatkan aku dari percobaan bunuh diri ini juga" kemudian Raesa melepaskan pelukannya dan melihatku dengan senyuman indah diwajahnya, kemudian Raesa  bertanya :" oh yahh.... Kenapa kamu bisa tahu nama aku Raesa, dan kenapa kamu share tentang Firman Tuhan sama aku? Memangnya kamu tahu aku Kristen atau tidak?" lalu aku menjawab :" Tadinya aku mau balikin ini ke kamu (sambil memberikan dompet hitam milik Raesa), aku melihat KTP kamu di dalamnya, That's why aku tahu nama kamu Raesa, agama kamu kristen dan tidak suatu kebetulan juga aku menemukanmu disini dalam keadaan yang sangat miris. Hahahahah" lalu Raesa mencoba mencerna perkataan ku dan bertanya : "Kok bisa ada dikamu sih?" lalu aku memberitahukan Raesa bahwa wanita yang tertabraknya ketika dia memasuki cafe adalah aku. Akhirnya Raesa pun tertawa lebar dan meminta maaf atas kejadian tersebut.Â
Sejak saat itulah pertemanan kami dimulai. Aku jadi lebih sering bermain ke rumahnya dan mengenal Papa dan Mamanya. Raesa pun begitu, Raesa sering menginap di rumah kecilku dan berusaha menyelinap mengikutiku saat sedang video call sama mama di kampung. Awalnya aku hanya menganggapnya sebagai teman biasa. Teman yang sedang membutuhkan bantuanku ketika dia sedang butuh bantuan, tapi semakin lama berteman, akhirnya aku merasakan ketulusan Raesa dalam segala hal kepadaku. Sejak saat itulah aku "NAURA" seorang wanita yang sangat introvert, pendiam, cuek, selalu menyendiri dan hidup sendirian di ibukota memutuskan untuk memulai kembali apa yang dinamakan dengan "PERSAHABATAN''.
will be continued......Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H