Hari itu cuaca sangat cerah, langit sangat biru, dedaunan berjatuhan satu persatu tertiup oleh angin, burung berterbangan kesana kemari seolah menari dan menyatakan kebahagiannya hari ini. Mataharipun tidak mau kalah untuk menyatakan sukacitanya hari ini, sampai akhirnya tak terasa waktu menunjukkan pukul 13.05 WIB dan aku masih tetap menikmati keindahan hari ini dibawah pohon yang rindang, menyandarkan tubuhku ke batang pohon yang hari ini melindungiku dari indahnya sinaran matahari, sambil menatap langit yang mencuri perhatianku dan teramat sangat bersahabat, sesekali aku menutup mataku dan merasakan angin yang berlahan-lahan menyentuh wajahku seolah-olah mengatakan "Apakah kamu bahagia hari ini?"
Suasana ini membuatku dengan sontak berkata dalam hati "Tuhan, terima kasih. Hari ini aku merasa sangat bahagia." 5 menit setelah aku mengucap syukur tiba-tiba seseorang memukul pundakku dan dengan secepat kilat sudah duduk disebelahku. Yahh... dia adalah Reisa, Reisa yang baru ku kenal 2 tahun yang lalu, Reisa yang sangat baik hati, taat beribadah, pintar, bawel dan cantik tapi sayang... jomblo. Reisa adalah wanita pertama yang berhasil mengobati luka tentang persahabatan yang ada di dalam hatiku. Reisa selalu punya beribu-ribu topik pembicaraan yang bisa membuat suasana menjadi ramai walaupun hanya sedang berdua. Keterbukaan nya tentang keluarga, pekerjaan dan pria-pria yang disukainya berhasil mencuri perhatianku diawal pertemanan kami.
Awal pertemuan dengan Reisa
Dua  tahun yang lalu aku mampir ke sebuah cafe yang terletak tidak jauh dari kantorku. Sebuah Cafe yang selalu menjadi tempat pelarianku ketika aku merasa sangat jenuh untuk kembali ke rumah yang sudah aku sewa untuk sementara waktu. Cafe yang selalu menjadi tempat favoritku untuk menikmati secangkir kopi kesukaanku dan membaca buku yang akhir-akhir ini teramat sangat sulit untuk kuhabiskan dikarenakan banyaknya tuntutan pekerjaan di kantor. Berhubung besok adalah weekend, aku memutuskan untuk menghabiskan waktu lebih lama di cafe itu. Sesekali aku berhenti membaca dan melihat sekelilingku ketika mataku mulai merasa sangat lelah untuk membaca.Â
Tiba-tiba mataku tertuju kepada sepasang kekasih yang sedang bercanda tawa di cafe itu, sesekali si pria membelai rambut panjang si wanita, sesekali mencubit hidungnya dan sesekali memegang tangannya diatas meja yang menjadi milik mereka berdua. Pria itu terlihat sangat tampan, dewasa dan sangat menyayangi wanita itu, dan wanita itu terlihat sangat anggun dengan rambut panjangnya yang terurai panjang, dress pink yang sangat mempesona dan sikap manjanya yang seolah-olah membuat setiap pria hanya ingin melindunginya. Melihat mereka sontak membuatku terdiam dan berkata "pasangan yang serasi, seandainya saja mereka menikah pasti akan menjadi pasangan yang sangat perfect".Â
Tiba-tiba Dion sang penjaga cafe menghancurkan pemandanganku dengan duduk didepanku dan berkata "kamu cemburu yah?" dengan nada kesal dan mengalihkan pandangan akupun berkata: "apasih, buat apa cemburu, pria itu kan bukan siapa-siapa aku. Kagum aja melihat kemesraan mereka, pasangan yang sangat romantis". Lantas Dion membalas bantahanku dengan berkata : "Hati-hati ... awas jatuh cinta, Wanita itu istrinya, istrinya selalu datang sebulan sekali untuk melihat kondisi suaminya.Â
Mereka selalu mampir ke cafe ini setiap bulan." Mendengar hal itu aku sangat kaget dan sontak berteriak " Jadi mereka LDR-an?" dengan cepat Dion menutup mulutku dan berkata : "Biasa aja dong, gak pake teriak juga. Memangnya ada yang salah dengan LDR?" kemudian aku melepaskan tangan Dion dan memaksanya untuk melanjutkan pekerjaannya di cafe itu. LDR (long distance relationship) bagiku adalah suatu hubungan yang sangat butuh perjuangan yang sangat besar. Perjuangan untuk setia, perjuangan untuk menjaga hati tetap setia pada seseorang yang sedang jauh disana. Melihat kemesraan mereka hari ini membuatku merasa sangat kagum kepada mereka. Sang suami terlihat sangat mencintai istrinya dan sebaliknya, pasti ikatan cinta mereka sangat kuat sehingga hubungan mereka bisa bertahan.
Beberapa menit kemudian tiba-tiba suara petir terdengar sangat kuat. Akhirnya aku memutuskan untuk membereskan buku dan peralatanku yang lainnya dan bergegas ke kasir untuk membayar minumanku hari ini. Setelah itu aku berjalan secara berlahan ke pintu keluar sambil berusaha memasukkan dompetku kembali kedalam tas. Tiba-tiba seorang wanita cantik membuka pintu cafe dan menabrakku tanpa sengaja. Seketika itu juga semua barang yang ada ditasku dan ditas wanita itu jatuh berantakan.Â
Dengan perasaan kaget, Aku berusaha merapikan barang-barang pribadiku secepat mungkin tetapi wanita itu tetap melangkahkan kakinya dengan cepat menuju sepasang suami-istri yang hari ini sangat mencuri perhatianku. "PlakkKKKKKKKK.........." Sebuah tamparan yang sangat keraspun diberikan oleh wanita cantik itu ke pipi Pria tampan yang saat itu sedang bersama istrinya. Sebuah cincin manis yang dimiliki oleh wanita cantik itupun dilepaskan dan dilemparkan ke wajah pria tampan itu sambil berkata : "Dasar pengkhianat, jangan ganggu hidupku lagi. Pernikahan kita batal."wanita itupun pergi dan mengambil kembali tas dan beberapa lipstick miliknya yang terjatuh tepat didepanku tadi.Â
Pria tampan itu berusaha mengejarnya, namun wanita itu sudah masuk ke dalam sebuah mobil dan pergi. Sang istri keluar dan menarik suaminya untuk masuk kedalam sebuah mobil merah milik mereka dan pergi. Seluruh pengunjung di cafe itu termasuk aku terlihat sangat kaget dan terdiam tanpa berkata apa-apa. Setelah kejadian itu, aku kembali ke rumah. Sesampainya di rumah aku mulai untuk berberes dan bersiap-siap tidur. Seperti biasa, resiko yang selalu aku alami sesudah minum kopi adalah sulit untuk merasa ngantuk.Â
That's why, aku akhirnya memutuskan untuk melanjutkan buku yang aku baca di cafe hari ini. Aku pun mengambil buku tersebut didalam tas kerjaku. Ketika aku berusaha meraih buku itu, tiba-tiba tanganku menyentuh sebuah benda yang rasanya sangat asing, lalu aku mengeluarkan benda asing itu terlebih dahulu sebelum mengeluarkan buku yang akan ku baca. Terlihat sangat asing bagiku, dan aku tidak pernah merasa memiliki benda seperti itu, sebuah dompet hitam yang sama sekali bukan milikku.Â
Aku memberanikan diri untuk membuka dompet tersebut dan melihat foto wanita cantik yang menabrakku di cafe tadi bersama dengan Pria tampan yang sudah beristri itu. Akhirnya aku teringat kembali moment dimana aku merasa sangat kaget dan berusaha secepat mungkin memasukkan semua barang ke dalam tas milikku. Mungkin disaat itulah benda ini bisa ada di dalam tas ku. Aku memberanikan diri untuk membuka lebih dalam isi dompet itu, aku menemukan sebuah KTP, KTP atas nama REISA CHRISTIANI. Ternyata nama wanita cantik itu adalah Reisa. Setelah mengamati KTP nya, aku menyimpan kembali dompet itu dan berencana untuk mengembalikannya besok hari ke alamat yang tertera di KTP tersebut. Akhirnya aku melanjutkan membaca buku ku dan tanpa disengaja aku pun tertidur dengan sendirinya.
Kring....... Kring...... kringggggggggggg, alarm ku berbunyi, dengan rasa kantuk yang sangat berat aku melayangkan tanganku menuju posisi dimana alarm ku berada dan aku mematikannya kembali lalu melanjutkan tidurku karena hari ini adalah hari sabtu. Hari dimana aku memiliki kebebasan untuk bisa bangun kapan saja. Tepat pukul 07.30 WIB handphone ku berdering dan aku mengangkatnya dengan keadaan setengah sadar "Hallo...". Tiba-tiba "Hai Cantik... sudah sarapan belum?" yahhhhh, itu adalah mamaku, mamaku adalah satu-satunya orang yang setiap kali telpon selalu panggil aku "Cantik". Yahhhh beberapa Ibu pasti melakukan hal yang sama kepada anak yang disayanginya. Seperti biasa, ketika aku menjawab "Belum Ma" pasti mama akan mengeluarkan beribu macam nasehat yang membuatku merasa teramat sangat bersalah sebagai gadis yang bangunnya kesiangan.Â
Mama selalu bilang "Anak gadis gak boleh bangun lama-lama, nanti susah dapat jodoh. Anak gadis harus bangun sepagi mungkin, kemudian saat teduh lalu beres-beres, masak, nyuci, medi pedi, bila perlu sempetin diri ke salon atau ke mall buat cuci mata. Ini kan weekend kamu harus keluar rumah dong memanfaatkan hari libur kamu, jangan di rumah terus" yahhh begitulah mamaku, karena ocehannya yang sangat panjang, akhirnya tidurku pun terganggu dan aku bangun. "Iya ma, ini uda bangun. Udah dulu yah, aku mau saat teduh". Setelah saat teduh, seperti biasa aku memasak kemudian sarapan pagi dan bersih-bersih rumah. Sebagai wanita yang baru bekerja di Ibu Kota, rumah merupakan tempat yang nyaman bagiku. Biasanya aku selalu meghabiskan weekend ku di rumah dengan membaca buku, menonton atau video call dengan Mama yang jauh di kampung.Â
Tapi weekend kali ini berbeda, aku harus keluar rumah dan mencari alamat rumah Raesa untuk mengembalikan dompetnya. Setelah semuanya selesai, aku bersiap-siap menuju alamat rumah Raesa. Setelah 1 Jam perjalanan, aku menemukan sebuah rumah yang sangat mewah tetapi sangat sunyi. Aku berusaha memastikan kembali bahwa alamat yang ku temukan sama persis dengan alamat yang ada di KTP Raesa, "Bener kok alamatnya, gak salah kan yah?" pikirku dalam hati sambil memandang rumah yang sangat mewah tersebut. Aku berusaha membunyikan bel rumah sambil mengucapkan kata "Permisi, apakah ada orang didalam?", aku melakukan hal yang sama beberapa kali, akan tetapi tidak ada yang menjawab ataupun membukakan pintu.Â
Akhirnya dengan berlahan aku menyusuri halaman rumah yang sangat luas tersebut, hingga aku tiba dihalaman belakang yang sangat indah, terdapat beberapa pohon dan pantai yang sangat indah. "uwahhhhh....." ucapku kaget melihat keindahannya. Namun tanpa disengaja ada yang mencuri perhatianku. Aku melihat seorang wanita yang mencoba untuk bunuh diri dengan menggantungkan tali di salah satu batang pohon yang ada di tepi pantai tersebut. Sontak aku langsung berlari untuk meraih kakinya untuk mencegahnya bunuh diri. Wanita itu terus berusaha untuk melepaskan pelukanku dikakinya sambil mengatakan : "Lepaskan.... Lepaskan aku.. aku sudah tidak mau hidup lagi".
 Lalu aku berteriak : "Sudah hentikan, bunuh diri bukanlah keputusan terakhir. Kamu bukanlah wanita yang paling menyedihkan di dunia ini" aku berusaha memberanikan diri untuk melihat wajahnya. Ternyata wanita itu adalah Raesa. "Apa karena pria bodoh itu kamu melakukan ini? Sudahlah, dia tidak pantas atas hidupmu. Berhentilah, semua dapat diselesaikan dengan baik" ucapku sambil merayunya untuk mengeluarkan kepalanya dari tali itu. " Kamu tidak mengerti..... kamu tidak mengerti perasaanku" ucap Raesa. "Bagaimana aku bisa mengerti apabila kamu tidak menjelaskannya. Sudahlah.... Turunlah terlebih dahulu, kita bisa cari solusinya bersama.Â
Apakah kamu mau melihat pria itu bahagia dengan menyakiti wanita-wanita lain diluar sana? Apakah kamu bahagia kalau bakalan banyak wanita yang akan melakukan hal yang sama seperti kamu saat ini hanya karena pria bodoh itu? Turunlah, semua pasti ada solusinya" ucapku sambil menangis tersedu-sedu melihat keadaan Raesa saat itu. Setelah terdiam selama beberapa menit sambil menangis, akhirnya Raesa mengeluarkan kepalanya dari tali itu, dan kami berduapun terjatuh dan terbaring diatas rerumputan yang tidak jauh dari pantai. Akhirnya aku bisa bernafas lega, meskipun Raesa masih menangis dan terbaring. Setelah keadaan sedikit tenang, aku dan Raesa duduk diatas rumput tempat kami terjatuh sambil menatap kearah pantai. Saat itulah Raesa mulai menceritakan alasan-alasan mengapa dia berniat untuk melakukan hal Bodoh itu.
Raesa adalah anak satu-satunya di keluarganya, Papa dan Mamanya merupakan orang  yang sangat dihormati dilingkungannya. Papa dan Mamanya sangat menyayanginya dan selalu memberikan apapun yang diinginkannya. Kemarin merupakan hal terburuk yang dialami Raesa sehingga membuat jiwanya sangat terguncang dan ingin bunuh diri. Pria tampan kemarin adalah Aldo. Aldo adalah seorang pengusaha muda di Ibu kota. Aldo dan Raesa sudah berpacaran selama 3 tahun hingga akhirnya mereka bertunangan dan berencana untuk menikah 2 minggu lagi. Aldo adalah seorang anak yatim piatu, Ibu & ayahnya meninggal dalam kecelakaan saat dia kuliah. Setelah itu Aldo tinggal sebatang kara di Jakarta. Begitulah cerita Raesa saat itu.Â
Kedua orang tua Raesa sangat menyayangi Aldo sebagaimana menyayangi Raesa. Melihat kedua orang tuanya merasa cocok dengan Aldo, membuat Raesa sangat yakin bahwa pria pilihannya adalah orang yang tepat untuk dijadikan suami olehnya. Gedung untuk resepsi pernikahan pun sudah ditentukan, gereja sudah ditentukan dan undangan pernikahan sudah di sebar. Akan tetapi akhir-akhir ini Raesa menemukan suatu kejanggalan dari sikap Aldo, sepertinya ada hal yang telah ditutupi oleh Aldo. Raesa pernah mendengar pembicaran antara Aldo dengan seseorang ketika Raesa sedang menyiapkan minum untuk Aldo, mereka berjanji untuk bertemu di Cafe malam itu, akan tetapi ketika Raesa menanyakan hal tersebut ke Aldo, Aldo hanya mengatakan hanya meeting dengan rekan kerja.Â
Namun karena merasa curiga, Raesa datang ke cafe tersebut tanpa sepengetahuan Aldo pada malam hari. Awalnya Raesa kaget, karena ternyata rekan bisnisnya Aldo tersebut adalah seorang wanita. Raesa mencoba mengamati dari Jauh, ternyata Aldo terlihat sangat mesra dengan wanita tersebut. Hingga akhinya Raesa bertemu dengan seorang pelayan cafe yang saat itu sedang membuang sampah di luar. Raesa memberanikan diri untuk bertanya kepada pelayan Cafe tersebut. Raesa berkata : "Maaf permisi mas, apa mas nya kenal dengan pria itu?" pelayan tersebut pun menjawab : "oohhh, Pak Aldo. Tentu saja mbak. Pak Aldo dan istrinya adalah pelanggan setia kita setiap bulannya." Raesa sejenak terdiam dan kaget mendengar kata-kata "istri". Lalu Raesa kembali bertanya "istri??? Pak Aldo bukannya masih single yah mas? Jangan bercanda deh mas". Pelayan tersebut pun menjawab : "Single apanya mbak? Itu Pak Aldo dan istrinya, mereka sudah menikah selama 4 tahun. Mereka LDR Mbak, dan sejak bulan ini istrinya memutuskan untuk tinggal di ibukota bersama dengan Pak Aldo". Karena sangat kaget mendengar pernyataan tersebut maka Raesa langsung berlari kedalam Cafe dan menampar Aldo lalu membuang cincin pertunangan yang pernah diberikan oleh Aldo." Sejak saat itu Raesa merasa sangat sedih dan takut.Â
Takut menerima kenyataan bahwa pernikahannya dibatalkan, takut menerima kenyataan bahwa keluarganya akan merasa malu karena undangan yang telah tersebar harus dibatalkan secara mendadak. Raesa merasa menjadi wanita yang paling bodoh diseluruh dunia, bisa-bisanya dia tertipu selama 3 tahun oleh seorang pria yang sudah beristri. Itulah sebabnya hari ini Raesa memerintahkan seluruh asisten rumah tangga di rumahnya untuk libur dengan alasan dia ingin sendiri dan menenangkan pikiran. Mama dan Papa Raesa lagi dalam perjalanan dinas ke Luar kota selama beberapa hari. Hal inilah yang membuat rumah Raesa terlihat sangat sepi. Setelah mendengar semua penjelasan Raesa akhirnya aku memberanikan diri untuk mulai berbicara : "Aku tahu kamu pasti mengalami hari yang sangat sulit, luka yang kamu alami pasti terasa sangat menyakitkan. Tapi menurutku, kamu terlalu berharga kalau mengakhiri hidupmu hanya untuk pria brengsek seperti Aldo itu. Kamu adalah anak satu-satunya Raesa. Kamu adalah harapan dari Mama dan Papa mu untuk terus berjuang diluar sana mencari nafkah. Pasti ada alasan bagi mereka untuk terus banting tulang diluar sana.Â
Mereka hanya ingin melihat kamu bahagia. Karena dengan kamu bahagia maka mereka akan bahagia. Apabila kamu mengakhiri hidupmu hari ini, apakah kamu tidak berpikir orangtua mu akan merasa sedih dan gagal? Mereka telah gagal mendidik dan merawat kamu untuk menjadi Raesa yang dewasa dan berpikiran maju. Seharusnya kamu bersyukur Raesa, Tuhan telah menunjukkan kepada kamu siapa Aldo sebenarnya sekarang. Coba kalau Tuhan tunjukin sama kamu ketika kamu sudah menjadi istri Aldo. Apakah kamu tidak merasa akan lebih hancur? Apakah kamu tahu bahwa orang yang paling tersakiti saat ini adalah istri Aldo, bukan kamu? Kamu masih memiliki kesempatan untuk bisa memulai hidup kamu yang baru dengan pria lain dengan status kamu yang single. Kamu cantik dan belum pernah menikah. Tentu masih banyak yang akan mau menjadi pasangan kamu. Coba kamu bayangin istri Aldo hari ini. Dia pasti merasa sangat tersakiti dan hancur. Pria yang sudah bersumpah dihadapan Tuhan telah selingkuh dan mengkhianati sumpahnya itu.Â
Apabila mereka berpisah, bagaimana dengan anak-anak mereka jika seandainya mereka sudah memiliki anak. Jadi kamu bukanlah yang paling tersakiti Raesa. Jadi jangan sia-siakan hidupmu hanya untuk pria brengsek itu." Setelah aku selesai berbicara, akhirnya Raesa kembali menatapku dan tersenyum :"Thanks yah... apa yang kamu katakan benar juga. Terus aku sekarang harus apa? Hatiku benar-benar terasa sangat kacau. Aku tidak tahu harus berbuat apalagi, dadaku sesak, rasanya seperti ingin meledak (sambil menyentuh hatinya menggunakan tangan kanannya dan meneteskan air mata secara berlahan).
Akupun kembali berbicara kepada Raesa :"yang kamu butuhkan saat ini adalah Ketenangan''. Tiba-tiba Raesa menghentikan pembicaraanku dengan berkata : "Ketenangan??? Ketenangan yang seperti apa? Apa maksud kamu aku harus ke Club, clubbing, minum-minum dan mabuk-mabukan? Ketenangan yang seperti itu? Hahhahaha..... Itu gak akan membuat hatiku damai, itu hanya ketenangan sesaat'' ucap Raesa dengan perasaan kesal kepadaku. Aku memberanikan diri untuk melanjutkan perkataanku yang sempat terputus olehnya ''Ketenangan yang bukan bersifat menyiksa diri kamu. Tapi ketenangan yang mampu membuatmu benar-benar merasa damai Raesa." Â Lalu Raesa menatapku dengan penasaran :"Apa itu?". Lalu aku menjawab : "Firman Tuhan, kamu butuh Firman Tuhan untuk menenangkan hatimu, Mazmur 34 : 19 bilang kalau Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Masih ada Tuhan Raesa, masih ada kuasa yang tak terbatas yang akan pulihkan kamu dari luka ini.Â
Kamu hanya perlu datang dan berdoa kepada Tuhan. Doa orang benar apabila didoakan sangat besar kuasanya. Kamu hanya perlu memohon dan merendahkan hatimu untuk mau dipulihkan oleh Tuhan." Seketika itu juga Raesa memelukku dan berkata : " Thank you, Thank you sudah mengingatkan aku. Sepertinya aku sudah terlalu jauh dari Tuhan, Thank you sudah menyelamatkan aku dari percobaan bunuh diri ini juga" kemudian Raesa melepaskan pelukannya dan melihatku dengan senyuman indah diwajahnya, kemudian Raesa  bertanya :" oh yahh.... Kenapa kamu bisa tahu nama aku Raesa, dan kenapa kamu share tentang Firman Tuhan sama aku? Memangnya kamu tahu aku Kristen atau tidak?" lalu aku menjawab :" Tadinya aku mau balikin ini ke kamu (sambil memberikan dompet hitam milik Raesa), aku melihat KTP kamu di dalamnya, That's why aku tahu nama kamu Raesa, agama kamu kristen dan tidak suatu kebetulan juga aku menemukanmu disini dalam keadaan yang sangat miris. Hahahahah" lalu Raesa mencoba mencerna perkataan ku dan bertanya : "Kok bisa ada dikamu sih?" lalu aku memberitahukan Raesa bahwa wanita yang tertabraknya ketika dia memasuki cafe adalah aku. Akhirnya Raesa pun tertawa lebar dan meminta maaf atas kejadian tersebut.Â
Sejak saat itulah pertemanan kami dimulai. Aku jadi lebih sering bermain ke rumahnya dan mengenal Papa dan Mamanya. Raesa pun begitu, Raesa sering menginap di rumah kecilku dan berusaha menyelinap mengikutiku saat sedang video call sama mama di kampung. Awalnya aku hanya menganggapnya sebagai teman biasa. Teman yang sedang membutuhkan bantuanku ketika dia sedang butuh bantuan, tapi semakin lama berteman, akhirnya aku merasakan ketulusan Raesa dalam segala hal kepadaku. Sejak saat itulah aku "NAURA" seorang wanita yang sangat introvert, pendiam, cuek, selalu menyendiri dan hidup sendirian di ibukota memutuskan untuk memulai kembali apa yang dinamakan dengan "PERSAHABATAN''.
will be continued......Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H