Masyarakat Klender tentu sangat mengenal sosok ini, seorang ulama pejuang berdarah Betawi yang sangat berani menentang NICA-Belanda. Memiliki nama asli Muhammad Arif, bergelar Kyai Haji, merupakan tokoh sekaligus ulama yang disegani oleh masyarakat Klende hingga Bekasi.
Tidak lain karena beliau merupakan seorang tokoh kharismatik yang berani menentang segala bentuk tindak penjajahan. Baik sejak masa Jepang, ataupun masa kemerdekaan Indonesia. Terlebih pada masa bersiap, serta tentunya menghadapi kekuatan Sekutu dan NICA yang hendak menjajah kembali Indonesia.
Khususnya di daerah Klender, yang kala itu memasuki masa transisi kemerdekaan dan peralihan kekuasaan dari Jepang kepada Sekutu. Konflik sosial yang terjadi pun selalu dapat diselesaikan karena campur tangan beliau yang piawai dan disegani masyarakat. Maka, tidak jadi soal, bila masa bersiap, kemudian beliau curahkan tenaga dan kekuatannya dalam menghadapi NICA.
Baik pada peristiwa Pangkalan Jati, Cipinang, hingga Pondok Gede yang kerap dijadikan aku kekuatan antara pasukannya dalam menghadapi Jepang. Mereka menyerbu dan menyerang tangsi atau pos penjaga Jepang, hanya demi merebut senjata. Semua ada dibawah komando beliau.
Milisi bersenjata Barisan Rakyat Indonesia (BARA) yang didirikannya pun semata-mata ditujukan hanya untuk menjaga kemerdekaan Indonesia. Tidak lain dan bukan karena wujud kesetian beliau terhadap Bung Karno, yang memang mengenali sosok Haji Darip sejak Bung Karno masa pendudukan Jepang.
Mereka saling terlibat dalam gerakan "bawah tanah" di Jakarta. Begitupula tatkala Haji Darip angkat senjata menentang Sekutu. Pada saat pertempuran besar di Klender dalam menghadapi serangan Sekutu, Haji Darip memobilisasi rakyat untuk angkat senjata. Walau hanya berbekal senjata seadanya, pertempuran besar di Klender pun tak dapat dielakkan pada 15 Oktober 1945.
Catatan sejarah mengenai peristiwa tersebut faktanya memang memposisikan Haji Darip sebagai salah seorang pemimpin laskar bersenjata di Klender. Bersama kekuatan TKR, serangan frontal dengan pihak NICA justru membuat banyak rakyat yang menjadi korban. Hal ini karena NICA memang terdiri dari pasukan Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia.
Mungkin berbeda dengan Sekutu, yang tujuannya adalah mengurus interniran perang pasca Perang Dunia II berakhir. Lain hal dengan NICA, yang selama beberapa waktu membuat Klender menjadi daerah yang terbakar oleh pertempuran. Walau akhir dari pertempuran tersebut dimenangkan oleh Sekutu bersama NICA.
Tetapi perlawanan Haji Darip tidak berhenti usai peristiwa Klender berakhir. Beliau meneruskan perjuangan gerilya bersenjata di wilayah Jawa Barat lainnya, diantaranya adalah Karawang. Maka, sudah dapat dipastikan, sosoknya menjadi buronan militer NICA baik hidup atau mati.
Nah, pada masa perpindahan Ibukota Republik dari Jakarta ke Jogjakarta, Haji Darip bersama pasukannya berhasil disergap oleh pasukan NICA di daerah Sadang, Jawa Barat. Beliau berhasil ditangkap hidup-hidup dalam sebuah kronik pertempuran berdarah yang menyebabkan banyak pasukannya gugur.
Haji Darip lantas dibawa ke Jakarta untuk ditahan di daerah Kebayoran dan kemudian dipindahkan ke penjara Glodok. Selama di Glodok inilah ada aksi heroik yang dilakukan oleh para pengikutnya dalam upaya pembebasan Haji Darip dari dalam penjara. Di suatu malam, beberapa kelompok pasukan menyerbu penjara Glodok dengan tujuan sel Haji Darip.
Dengan strategi yang matang dari para pejuang, akhirnya berhasil membebaskan Haji Darip dari penjara. Nah, akhir kata, perjuangan beliau pun tidak dapat dikatakan berhenti usai bebas dari penjara. Dakwah adalah pilihan utama dalam memberikan kesadaran nasionalisme bagi dirinya.
Beliau pun pada akhirnya kembali ke Klender untuk terus berjuang melalui media apapun juga hingga wafat pada tanggal 13 Juni 1981 di Jakarta. Jenazahnya kemudian dimakamkan di pemakaman Wakaf Ar-Rahman, Jatinegara, Jakarta Timur. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H