Mohon tunggu...
novita chandra
novita chandra Mohon Tunggu... -

................

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah Seorang Nerd

21 Januari 2010   12:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:20 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kisah seorang nerd

Aku sedang duduk di dalam bus siang ini, dengan awan mendung dan gerimis. Aku menggunakan baju hitam dan jaket hitam, memakai tudung jaket menutupi rambutku. Walaupun hujan mulai turun, kubuka jendela lebar-lebar dan tanganku bertumpu di jendela yang terbuka dan aku menggigiti kuku jariku tanda bahwa aku sedang memikirkan sesuatu yang berat.

Aku memikirkan perjalanan hubunganku dengan seseorang. Namanya Andre. Beberapa minggu ini aku mulai lebih mengenalnya, tidak hanya sekedar melihatnya dari kejauhan atau mengetahui tentangnya dari orang lain. Beberapa tahun yang lalu, aku masih berada di bangku SMA kelas 2 dan Andre kelas 3 IPA. Aku mulai menyukainya dari satu peristiwa yang lucu. Saat itu aku sedang menuruni tangga dengan terburu-buru. Tinggal dua anak tangga lagi aku sampai di bawah, tapi karena langkahku terlalu cepat, aku terpeleset dan turun 2 anak tangga sekaligus. Aku hampir jatuh ketika Ia akan naik tangga, terkejut akan seorang gadis yang tiba-tiba turun dengan cepat dan hamper jatuh tepat di depannya. Refleks ia mengulurkan kedua tangannya untuk menangkap tubuhku kalau-kalau aku sungguh-sungguh akan jatuh.

Aku segera mencari pegangan di samping kiriku dan untungnya aku tidak jatuh ke pelukannya. Aku terlalu malu untuk memberikan sebuah senyuman kecil padanya, jadi aku hanya menunduk dan cepat-cepat pergi dari hadapannya. Kurasa ia pun tak akan pernah ingat dengan kejadian itu…

Tapi aku terus merasakan perasaan yang berbeda pada Andre. Aku susah tidur saat memikirkannya malam hari, tersenyum-senyum sendiri saat mengingat pertemuanku dengannya saat di sekolah. Pertemuanku dengannya di kantin, di tangga, di depan kelasku saat dia lewat. Aku selalu menunggunya lewat di depan kelasku hanya untuk melihatnya.

Aku tak bisa menceritakan perasaanku ini pada teman baikku. Aku punya tiga teman baik, mariska, felly, dan dian. Hari itu adalah hari mengerikan bagiku. Aku sedang asik diam-diam memandang Andre ketika temanku Dian berkata, “ aku suka sama kakak kelas ini.” Ia berkata sambil memandang Andre dengan sorot mata penuh cinta. Aku menyukai orang yang disukai temanku.

Setiap hari aku mendengarkan cerita tentang Andre dari Dian. Ia sangat semangat mencari tahu semua tentang Andre. Ulang tahunnya, rumahnya, nomor handphonenya, pacarnya, dan semua kegiatan Andre. Masa-masa itu adalah masa yang sulit kulalui. Aku harus berpura-pura ikut senang melihat temanku senang padahal di dalam hatiku aku memendam perasaan suka yang tak terbendung untuk Andre.

Andre memiliki seorang pacar yang manis, berkulit putih, tinggi, dan ‘famous’. Gadis yang pantas bersanding dengannya hanya gadis yang seperti itu, disukai banyak lelaki dan memilik style anak gaul. Aku hanya gadis biasa, oleh karena itu aku hanya bisa melihatnya dan mengaguminya dari jauh.

Ia tidak bertahan lama dengan pacarnya yang cantik itu. Aku tidak tau kenapa karena tak ada kabar tentang sebab putusnya hubungan mereka. Setelah itu Ia melanjutkan kuliah di kota Jakarta dan kudengar ia memiliki pacar di sana. Satu tahun kemudian, ia berhenti kuliah untuk membantu orang tuanya. Hubungannya dengan pacarnya di Jakarta pun menjadi tidak baik dan putus begitu saja.

Ia pun masuk ke dalam satu kelompok teman dari suatu gedung olahraga. Ia masuk ke dalam kelompok teman-teman kakak laki-lakiku. Aku sangat bersemangat saat tau ia adalah teman kakakku sekarang. Aku mulai ikut ke gedung olahraga, aku mulai ikut acara kakakku bersama teman-temannya hanya untuk bertemu dengannya. Disitulah aku berkenalan dengannya.

Kami pun bersama-sama merayakan tahun baru 2007. Kami menginap di satu vila besar selama 3 hari 2 malam. Aku masih dapat merasakan kebahagiaanku saat itu. Aku bersama teman kakakku dan saudara sepupuku. Dengan sekali lihat, aku tau ia menyukai saudaraku yang sangat cantik. Andre berusaha mendekati saudaraku dengan menemani saudaraku di dapur, membantunya membawa tas travel dan banyak lagi.

Aku dan saudaraku berada di dapur memasakkan mie untuk teman-teman yang lain. Dan dia datang, Andre datang membantu sambil mengajak saudaraku bicara, bercanda, seakan aku tidak ada di sana. Hatiku ingin berteriak “hei! Ada aku disini!” tapi aku tak bisa. Maka aku pergi dari sana untuk memberikan waktu dan tempat pada mereka yang pantas mendapatkannya. Aku seorang nerd, aku tak pantas mendapatkan waktu dan tempat itu bersamanya.

Beberapa bulan kemudian, saudaraku bercerita padaku bahwa ia telah menjadi kekasih Andre. Aku terdiam dan hanya bisa membuat senyuman palsu sekali lagi. Beberapa bulan ke depan, aku sering melihat mereka berduaan. Melihat Andre membelai rambutnya, melihat Andre membukakan pintu mobil untuknya, melihat Andre membukakan pintu yang menghalangi jalan si putri kesayangannya itu.

Kemudian beberapa bulan setelahnya, saudaraku bilang bahwa ia punya lelaki lain. Aku seperti merasakan sakit yang akan dirasakan Andre satu minggu kemudian. Saudaraku memutuskan hubungannya dengan Andre dan satu bulan berikutnya ia bersanding dengan lelaki pilihannya yang ia bilang lebih baik daripada Andre. Aku tau Andre sangat merasa kehilangan dan akhirnya ia mencari penggantinya. Ternyata ia tak merasa cocok dengan sang pengganti yang akhirnya hanya bertahan 3 bulan.

Tahun baru ini kami merayakannya bersama lagi di pemandian air panas. Disanalah pertama kalinya aku tahu bahwa ia merasakan kehadiranku di sekitarnya. Ia mengajakku bicara, Ia bermain air denganku, membuat lelucon untukku. Tapi aku harus bangun dari keindahan itu dan kembali ke Jakarta untuk menyelasikan kuliahku. Aku mulai berusaha mengajaknya bicara dengan mengajaknya chat.

Aku mencari alamat emailnya dan meng-add nya menjadi teman chat. Tapi sudah beberapa hari ia belum menerimanya. Hari itu aku melihat ia aktif di FB aku mencoba mengajaknya chat di situ. “Andre” aku mulai mengetiknya dengan hati deg-deg an. Dan dengan cepat ia membalasnya. “ya?” aku senang sekali dan kubaca berulang-ulang kali setiap ketikannya.

Sayangnya hari itu aku harus ke kampus, dan aku mengakhiri pembicaraan kami. “ nanti sering-sering buka messengernya ya” sampai disitu pembicaraanku dengannya. Esoknya, ia sungguh-sungguh mengaktifkan messengernya. Aku senang, aku senang sekali. Setiap hari aku menunggu jam 5 sore untuk mengobrol dengannya. Sebelum jam 5 sore ia sibuk dengan pekerjaannya dan jarang membalas messengerku. Bahkan setelah beberapa minggu ia semakin jarang mengaktifkan messengernya. Aku berfirasat, ia sengaja melakukannya. Mungkin ia merasa terganggu denganku yang sering mengajaknya mengobrol.

Aku berada di bus, merenungkan apa yang akan kulakukan. Aku menghembuskan nafas dengan lemas. Inilah keputusanku. Aku tak akan berusaha menjadi seseorang yang penting di dunia ini. Aku seorang nerd dan tidak ada seorang lelaki yang mau bersanding dengan seorang nerd sepertiku. Maka mulai besok, aku tak akan berusaha mencarinya, tak akan berusaha mencari tahu apa yang sedang ia lakukan.

Sebutir airmata mengalir pelan dipipiku dan aku membiarkannya mengalir. Ini kisahku, kisah seorang gadis yang akan terus mencintai seseorang tanpa akhir, tanpa diketahui oleh orang yang kucintai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun