Mohon tunggu...
novita chandra
novita chandra Mohon Tunggu... -

................

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(Cerpen) A Moment in My Life

19 Januari 2010   11:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:23 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat menyebrang jalan, ia tersandung dan jatuh di tengah jalan. Tanpa berpikir panjang, gue langsung berlari ke arahnya dan memeluknya, mendorongnya ke pinggir jalan. Lengan gue lebam, punggung gue terserempet mobil. Hampir saja rainie ditabrak mobil.

Dia nggak mengucapkan apa - apa, rainie hanya terdiam menatap gue. Gue nggak bermaksud mau meluluhkan hatinya dengan pura - pura nolongin dia, gue Cuma pengen melindungi dia.

Rainie tetap nggak mengacuhkan gue, nggak peduli sama gue. Padahal waktu gue hampir habis. Gue takut nggak sempet liat senyum manisnya ke gue, tawanya, takut nggak sempet membahagiakannya, nggak cukup waktu untuk mencintainya. Akhirnya gue memutuskan untuk menyatakan perasaan gue sekali lagi.

Rainie

Aku sedang berada di acara natal di aula sekolahku. Tiba - tiba di tengah acara, Sun naik ke atas panggung dan menyatakan perasaannya padaku. Sun berkata bahwa ia mencintaiku, aku adalah alasannya mengapa dia ada di dunia hingga saat ini, akulah yang membuatnya bertahan hidup dan membuatnya bersemangat menghadapi hidupnya, hari demi hari. Tapi sebelum ucapannya selesai, ia jatuh. Sun yang selalu melindungiku, menjagaku, jatuh pingsan. Ada apa dengannya?

Sun

Gue udah bilang ke rainie. Gue liat dia tersenyum kecil waktu denger pernyataan gue. Tapi gue nggak sempet berkata, ia harus dapat menyelesaikan masalahnya sendiri, nggak bersedih hanya karena masalah kecil, tak usah merasa kesepian karena sampai kapanpun gue akan terus nemenin dia, ada di sampingnya. Tapi seenggaknya gue udah menyatakan perasaan gue, oleh karena itu gue bisa pergi dengan tenang.

Rainie

Aku benar - benar bingung, sebenarnya apa yang terjadi? Semua orang mengerumuninya. Aku masih tak mengerti sampai aku mendengar dari orang - orang yang mengerumuninya, bahwa ia memiliki penyakit leukimia dan telah divonis hanya dapat hidup hingga usianya 17 tahun. Tapi, bukankah umurnya sekarang 18 tahun? Dan aku baru menyadari, ia bertahan hidup 1 tahun lebih lama dari yang diperkirakan. Apakah karena aku?

Aku berlari mendekatinya dan memeluk tubuhnya yang begitu lemah, menangis dan menyuruhnya bangun. Tapi ia diam saja. Aku berteriak memanggil namanya, tapi ia tak bergerak sedikitpun. Aku berbisik di telinganya bahwa aku juga mencintainya. Tapi terlambat, ia sudah pergi meninggalkanku.

Kini aku merindukan senyumnya, aku ingin mendengar suaranya. Aku ingin Sun menemaniku seperti dulu. Aku ingin dilindungi olehnya dan mengucapkan terima kasih padanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun