¤
Saat Republik Indonesia memasuki usia 12 tahun, tepatnya di tahun 1957 ASTRA lahir dibidani oleh William Suryadjaya. Tahun 2016 ini, ASTRA telah memasuki usianya yang ke-59 tahun. Dari masa ke masa, ASTRA telah bergelut melintasi krisis politik, budaya dan fluktuasi moneter. ASTRA merangkak, jatuh, bangkit dan terus membangun tanpa henti. Buah pahit getirnya perjuangan telah membawa ASTRA bertengger pada posisi puncak klasemen perusahaan-perusahaan rasaksa multinasional khususnya, manufacture industri otomotive nasional.
Astra saat ini memiliki aset berkisar Rp. 245 trilyun dengan 225.000 karyawan pada lebih dari 190-an anak perusahaan yang bergerak beberapa segmen usaha, antara lain;
- OTOMOTIF
- JASA KEUANGAN
- ALAT BERAT
- PERTAMBANGAN
- AGRIBISNIS
- INFRASTRUKTUR (pembangkit listrik, tol dll)
- LOGISTIKÂ
- TEKNOLOGI INFORMASI
- DAN LAIN-LAIN
ASTRA tidak lagi sendirian seperti baru pertama kali berdiri. ASTRA telah menjadi satu GROUP rasaksa bisnis yang tangguh. Kini, tidak seorangpun yang bisa menyanggah, secara keseluruhan bisnis ASTRA sebenarnya merupakan sebuah pola dari pergerakan uang dalam jumlah puluhan trilyun rupiah/tahun.
Luar biasanya, perjalanan ASTRA berpeluh dan berpuluh tahun di Indonesia tidak kerap menyulitkan pemerintah. ASTRA tidak seperti pabrikan lain yang membutuhkan campur tangan pemerintah dan merepotkan konsorsium perbankan. ASTRA berbeda dengan sindikasi-sindikasi rasaksa manufacture otomotive lain di dunia. Cermati saja perjalanan Fd, Cr, Vw, Ms, Vv bahkan Hd. Rata-rata, pabrikan besar dunia ketika menghadapi pancaroba dunia bisnis membutuhkan lebih dari satu-dua kali uluran tangan dan suntikan gizi dari pemerintahnya atau konsorsium perbankan yang dijamin oleh pemerintahnya masing-masing.
Bila ASTRA Group sampai detik ini memiliki 225 ribu karyawan, anggap saja masing-masing bergaji Rp. 3 juta/bulan ditambah lembur, bonus dan lain-lain totalnya menjadi Rp. 5 juta/bulan untuk satu karyawan. Maka, total jenderal 225 ribu orang x Rp. 5 juta/bulan = Rp. 1,125 trilyun/bulan wajib dikeluarkan oleh kocek ASTRA hanya untuk belanja gaji pegawai setara Upah Minimum.
Bagaimana dengan belanja rutin lainnya? Operasional 190 lebih anak perusahaan, perawatan ribuan kantor cabang anak-anak perusahaan, tunjangan ribuan eksekutive & tenaga ahli, riset & inovasi, promosi, lobby & pajak, quality control & penambahan investasi baru disana-sini termasuk, belanja modal pembelian mesin-mesin baru? Belum lagi pelatihan dalam & luar negeri? Tambah Beasiswa, bantuan kemanusiaan dan CSR ASTRA Group!?
Kalau begitu dalam kisaran berapa Rupiah ASTRA harus merogoh kocek/bulan? Bila belanja rutin pegawai saja sudah Rp. 1,125 trilyun, bukan tidak mungkin, total jenderal uang yang harus dibelanjakan ASTRA bisa mencapai 2x-nya, atau berkisar Rp. 2 trilyun/bulan. Atau, pertahun bukan mustahil berada dalam kisaran Rp. 30 trilyun. Wow, angka 3 dengan 13 angka lain yang mengikuti dibelakangnya... Dan itu, adalah sederetan angka yang sangat fantastis! Rp. 30 trilyun/tahun bila dibelanjakan di 30 supermarket niscaya, sampai-sampai bukan hanya nge-borong barang-barangnya bahkan sangat boleh jadi, sekalian ke-30 supermarketnya pun pasti bisa terbeli!
ASTRA Group merupakan rumah kedua bagi 225 ribuan karyawan. Jika masing-masing memiliki 3 anggota keluarga, berarti ASTRA telah memperbaiki kehidupan 675-ribuan orang Indonesia. Anak bisa bersekolah dan istri bisa menyajikan makanan keluarga dengan gizi yang terbaik. Atau, bila masih bujangan, seorang karyawan ASTRA setidaknya bisa membantu ekonomi keluarga orang tuanya. Uang berputar, ekonomi berputar, keluarga Indonesia ikut bisa merasakan manfaat dari keberadaan ASTRA baik langsung ataupun tidak.
Belum lagi dengan para vendor&suplier bahan baku khususnya industri manufacture ASTRA Group? Berapa mereka bisa menghasilkan income dari keberadaan group ASTRA? Berapa jumlah karyawan perusahaan-perusahaan vendor&suplier itu yang penghidupannya jelas bertambah baik dengan keberadaan ASTRA? Bukankah itu artinya, ASTRA termasuk dalam bagian penting dari putaran roda besar perekonomian rakyat Indonesia? Simak saja pergerakan sahamnya di BEJ!.
Bahkan, putaran roda ekonomi yang berporos pada ASTRA group mampu menyentuh segala lini, kelas atas, menengah ataupun bawah. Contoh kecil saja, puluhan milyar rupiah perhari bisa diraup sebagai kutipan jasa parkir ratusan ribu mobil/motor keluaran pabrikan ASTRA dari area parkir resmi maupun non resmi di seluruh Indonesia. Berapa puluh ribu pula anggota keluarga para juru parkir yang mendapat hidup lebih baik dari keberadaan otomotive produk besutan ASTRA? Dan bagaimana dengan hasil pengelolaan jalan tol? Lihat saja, ratusan ribu kendaraan pabrikan ASTRA yang sehari-hari membuat tol menjadi ramai! Suka atau tidak, harus diakui, kendaraan pabrikan ASTRA Group telah menjadikan ritme hidup orang Indonesia secara massal dan masif lebih mudah, nyaman dan murah. Baik bisnis, rutinitas ataupun wisata.
RASANYA..., NYARIS MUSTAHIL SAAT INI BILA MASIH ADA ORANG INDONESIA YANG HIDUP DI KOTA-KOTA BELUM PERNAH BEPERGIAN DENGAN KENDARAAN BESUTAN ASTRA
Usahlah membahas ASTRA Group keseluruhan, kepanjangan! Cukupkan sajalah di industri manufacture otomotivenya. Berapa banyak kendaraan logistik ASTRA perharinya mengantarkan onderdil ke-ribuan agen/bengkel jaringan ASTRA diseluruh Indonesia tanpa pernah libur bahkan, komponen mobil Toyota Corola keluaran tahun 1973 pun masih bisa ditemui hari ini! Pernahkan ada yang menghitung berapa banyak bengkel tak resmi yang menggantungkan hidupnya dari keberadaan ASTRA? Berapa banyak orang yang bisa mengutak-atik kendaraan besutan ASTRA? Bahkan mungkin, terdapat puluhan ribu montir-montir non ASTRA di Indonesia sangat hapal seluk beluk kendaraan racikan ASTRA! Mereka mudah dijumpai dimanapun saat kendaraan mengalami masalah/mogok yang kebanyakan disebabkan kurangnya perawatan pemilik. Masihkan ada yang bilang, sudah seakrab itu ASTRA bukan merupakan industri otomotive nasional!?
Nah ini dia, CSR ASTRA! Melalui YDBA (Yayasan Dharma Bhakti ASTRA) ada 9.439 UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang dibina langsung. Meningkat 9,17% dimana tahun 2014 telah terdapat 8646 UMKM. YDBA yang juga didirikan oleh pendiri ASTRA, William Soeryadjaya mulai eksis sejak 1980. Per-April 2016 ini, YDBA melatih 588 pemuda putus sekolah untuk menjadi mekanik yang handal guna mampu menciptakan 62.014 lapangan pekerjaan baru melalui penempatan di UMKM yang telah dibina dan difasilitasi oleh ASTRA Group dalam rangka mengejar kemandirian sebagaimana UMKM lain yang telah lebih dahulu mandiri.
Sampai dengan kwartal pertama 2016 ini, UMKM mandiri telah bertambah 91 unit. Terdiri dari 61 UMKM manufacture, 22 UMKM bengkel, 3 UMKM kerajinan dan 5 UMKM pertanian. Ke-91 UMKM layak dikatakan mandiri setelah melalui peninjauan 7 aspek kemandirian :
- Human Resources Development
- Produksivitas
- Pemasaran
- Keuangan
- Environment
- Health & Safety
- Kiprah Corporate Social Responsibility
Luar biasanya, dari ke 91 UMKM yang telah MENETAS mandiri itu, belasan diantaranya siap melakukan terobosan-terobosan investasi baru di berbagai bidang.
YDBA bersinergi dengan group ASTRA dan non group ASTRA mendirikan dan terus menerus berkelanjutan membina 13 LPB (Lembaga Pengembangan Bisnis). Adapun ke-13 LPB itu berada di kota :
1. Mataram             8. Paser
2. Jakarta              9. Pontianak
3. Sidoarjo            10. Muara Enim
4. Palembang         11. Sangata
5. Tapin              12. Bontang
6. Jogyakarta         13. Semarang
7. Tegal
Guna membantu akses pembiayaan UMKM, YDBA bersama group ASTRA mendirikan LKM (Lembaga Keuangan Mikro/Koperasi). Sampai kwartal pertama 2016 ini, telah menetas 10 LKM mandiri yang berada di :
1. Tabalong. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â 6. Buntok
2. Tamiang Layang. Â Â Â Â 7. Balangan
3. Mamuju Utara       8. Poloho Budong
4. Tapin. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â 9. Kutai Barat
5. Pangkalan Bun. Â Â Â Â 10. Kutai kartanegara
Kesepuluh LKM tersebut menjadi saksi sejarah Dharma Bhakti ASTRAÂ khususnya dalam meringankan beban ekonomi masyarakat pada kota dimana mereka berada.
Dijumpai di Senayan Golf Course Guest House saat Bukber ASTRA Group bersama media ibukota beberapa waktu lalu (13/6/16) Head of Public Relation Division ASTRA Internasional Tbk PT, Yulian Warman mengungkapkan, "ASTRA harus tetap eksis dan setia menemani perjalanan bangsa Indonesia dalam situasi apapun. Bagaimanapun, jutaan para stake holders ASTRA mulai dari pemilik hingga karyawan sampai montir freelance yang tersebar di segenap pelosok nusantara, dimana selama ini telah terlibat bahu membahu membangun reputasi ASTRA Group, kini boleh berbangga karena, ASTRA telah menjadi milik bersama rakyat Indonesia."
Seorang awak media senior yang juga turut menghadiri bukber ASTRA, bertanya dalam seloroh ringan yang lantas dijawabnya sendiri ketika melihat rekan-rekannya kebingungan memberikan jawaban. Sebuah jawaban sederhana yang spontan mengundang gelak tawa ceria sesama rekan media, "Apa jadinya andai ASTRA tak pernah ada di Indonesia?" ........~"Jelas, ponakan w tak mungkin kerja di ASTRA, lahhh....! Terus siapa donk yang bantuin w kredit motor?"
*********
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H