"Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan." (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Berniat karena Allah Ta'ala akan mempermudah perdagangan yang kita lakukan serta dipenuhi keberkahan. Jika niat berdagang hanya karena untuk mendapatkan keuntungan materi semata atau menumpuk kekayaan dan harta, maka bisa menghantarkan pada kecurangan yang akan melanggar perintah Allah Ta'ala.
2 Jujur dalam bertransaksi.
"Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi ini dengan membuat kerusakan." (QS. AsySyu'araa: 181-183)
Kejujuran dalam berdagang sangat diperlukan untuk memupuk kepercayaan orang yang membeli (konsumen). Selain itu keberkahan yang akan Allah berikan pun juga akan bertambah di saat pedagang mau menjelaskan kelebihan ataupun kekurangan barang dagangannya, tanpa menipu dengan menukar barang yang baik dengan yang buruk, mengurangi timbangan atau melebihkannya, mencampur yang basah dengan yang kering atau sebaliknya.
Maka sikap jujur adalah hal utama dalam berdagang. Sebagaimana Rasulullah Saw mendapatkan gelar "al Amin" (seseorang yang dapat dipercaya), karena dikenal kejujurannya dalam berkata maupun berbuat.
3 Menjual yang terbaik.
Menjual barang yang berkwalitas bagus adalah keutamaan yang lain dalam berdagang. Rasulullah Saw mengajarkan untuk menjual barang yang berkualitas dan tidak cacat, sebab hal itu akan merugikan pembeli dan itu berdosa.
Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir radhiyallahu 'anhu, beliau mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak halal bagi seorang muslim untuk menjual barang yang ada cacatnya kepada temannya, kecuali jika dia jelaskan. (HR. Ibn Majah)
4 Mengambil keuntungan yang sewajarnya.
"Barangsiapa yang menghendaki keuntungan akhirat, akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu kebahagiaan pun di akhirat ." (QS. Asy-Syuraa: 20)