Kadangkala dalam masyarakat kita menemukan fakta beragam orang dengan berbagai karakter dan perbuatannya. Ada orang-orang yang berbuat baik membantu orang lain, meski dirinya perlu dibantu juga saat itu.Â
Ada juga orang yang dengan tega mengambil hak orang lain secara paksa dan dzalim, padahal bukan miliknya. Ada juga orang-orang yang demi kaya, melakukan apa saja, ga peduli halal maupun haram caranya.
Jika melihat fakta-fakta di atas, maka akan muncul pertanyaan. "Darimana kita bisa mengukur dan tau suatu perbuatan itu baik atau buruk, tercela atau terpuji?"
Maka standar nilai yang menjadi acuan bukan lagi berasal dari manusia, melainkan dari Sang Pencipta Kehidupan Allah SWT.
Hal ini dikarenakan jika standar yang digunakan berasal dari manusia, sifatnya relatif. Setiap orang pasti akan berbeda pandangan dan takkan pernah sama, dikarenakan manusia memiliki sifat terbatas dan lemah.Â
Baca juga :Ini 3 Perbuatan Baik yang Wajib Kita Kerjakan agar Bahagia Dunia Akhirat
Sedangkan Allah al Mudabbir, memiliki sifat Maha Sempurna dan Maha Kekal. Maka sudah bisa dipastikan hukum dan nilai yang bersandar pada Sang Pencipta tidak akan pernah salah, selamanya.
------------
Hal apa saja nilai yang menjadi standar suatu tujuan perbuatan? Agar perbuatan yang dilakukan tidak menjadi sia-sia.
Diantaranya adalah :
1 Nilai materi (Qimah al madiyyah),
Seseorang yang melakukan suatu perbuatan karena ada nilai materi yang ingin dicapai. Misal, seseorang berdagang karena ingin mendapatkan uang dan keuntungan. Atau seseorang bekerja karena ingin mendapatkan upah atau gaji.
2 Nilai kemanusiaan ( Qimah al insaniyyah).
Misalnya ada seseorang yang menolong tetangganya yang sedang kesusahan, menolong orang-orang yang terkena bencana alam, atau ikut kerja bakti di wilayah kampungnya, dan lainnya.Â
Maka nilai yang dicapai dari aktivitas tersebut adalah nilai kemanusiaan.
Baca juga : Dirimu adalah Perbuatan Baikmu
3 Nilai akhlak ( Qimah khuluqiyah)
Seperti seseorang yang bersikap jujur, amanah atau sopan. Atau seseorang yang menolong hewan yang terjebak di banjir, bahkan sampai rela melakukan perjuangan yang luar biasa untuk menolong hewan tersebut. Maka seseorang tersebut melakukan sesuatu yang bernilai akhlaqiyyah.
4 Nilai rohani atau spritual (Qimah ar Ruhiyah). Misal seseorang sholat, berpuasa, membayar zakat, atau ibadah lainnya, maka terkategori bernilai ruhiyah. Dimana dari perbuatannya tersebut ia tidak berharap imbalan materi atau dibayar, murni karena ketaatan dirinya kepada Sang Pencipta.
--------
Nilai-nilai tersebut akan selalu ada dalam kehidupan. Klasifikasi dari semua tujuan perbuatan tersebut adalah untuk mempermudah kita dalam menilai pekerjaan atau perbuatan yang dilakukan tertuju pada nilai yang mana, dan tujuan yang hendak dicapai dalam perbuatan tersebut bisa tercapai dengan baik dan sempurna.
Baca juga : Kebenaran dalam Perbuatan
Diantara keempat nilai tadi yang menentukan baik atau buruknya bukanlah manusia, melainkan Allah swt. berdasarkan seruan dan perintahNya. Sehingga menjadi penting untuk seseorang mempelajari dan memahami seruan dan laranganNya (hukum syara'), agar setiap perbuatan yang dilakukan bernilai ibadah di hadapan Allah swt.Â
Hal itu dilandasi oleh hubungan yang kuat antara perbuatan yang dikerjakan dengan ketaatan yang diperintahkan Allah swt.
Wallahu a'lam bisshawab
Oleh: Novita Ekawati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H