Hujan yang tak henti-hentinya terjadi di kotaku,rumahku yang berada di pinggir sungai besar membuat air bergenangan di halaman rumahku.
Kini aku tak bisa melihat keluar rumah karena keadaanku yang terbaring lemah,pagi itu aku hanya menatap jendela dan meratap kapan aku bisa berjalan seperti dulu lagi.
Dalam hatiku berkata..
"aku rindu alam,menghirup udara segar disetiap malam"
Namun tak mungkin secepat itu,aku harus sabar melewati semuanya..
Sore itu ibuku pergi kepengajian,hari sepertinya mau hujan tapi ibuku tetap beranjak untuk pergi kemesjid dan tidak mendengarkan..
Ibuku sosok wanita yang agamis bagiku,beliau tak ingin satu haru saja meninggalkan pengajian itu..
Sore itu hujan begitu lebat,jamnya ibuku pulang pengajian..
Ibuku menelvon adikku..
"tolong jemput mamak,mamak sendirian"
Tanpa berpikir panjang adikku menjemputnya,disepanjang jalan ibuku kehujanan..
Besok paginya ibuku demam,suhunya begitu tinggi..
Setelah ku berikan obat namun suhunya tak kunjung turun...
Aku ingin memijat kepalanya namun tanganku begitu kebas,aku ingin memeluknya tetapi keadaanku terbaring ditempat tidur..
Aku terpisah dengan ibuku..
Karena tempat tidurku yang begitu tinggi...
Aku sedih ketika ibuku sakit,aku tak bisa memeluknyaa...
Padahal aku yakin ibuku juga ingin dipeluk olehku...
Ibuku wanita Kuat...
Novita Anggraini
Pekanbaru, 10 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H