Mohon tunggu...
Novi Saptina
Novi Saptina Mohon Tunggu... Guru - Guru berprestasi di bidang bahasa dan menaruh perhatian pada kajian sosial dan budaya

Penulis adalah guru. Dalam bidang seni, dia juga menulis skenario drama musikal dan anggota paduan suara. Penulis juga sebagai pengurus lingkungan sekolah. Pada jurnalistik, penulis adalah alumni Akademi Pers dan Wartawan dan turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peran Penguatan Keluarga dalam Pendidikan Anak

1 Maret 2017   09:39 Diperbarui: 5 Maret 2017   14:00 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ayah, bunda, dan keluargalah yang akan menghibur hati anak dan remaja ini. Sudah kewajiban orang tua untuk menyelamatkan keluarganya dari segala hal yang terlarang. Orang tua, oleh agama, tidak diperbolehkan meninggalkan generasi yang lemah. Generasi harus kuat sehingga akan memperkuat bangsanya kelak.

Anakmu bukanlah anakmu, dia adalah anak jaman. Luting Jaman Lakoni, artinya pengejawantahan pendidikan anak termasuk remaja ini memang sesuai dengan jaman yang berjalan. Orang tua harus mengikuti alur ini.

Berat memang menjadi orang tua, namun buah yang manis akan dirasakan kelak. Ibu Pertiwi juga akan mendidiknya sebagai lapangan kehidupannya dengan kekayaan pengetahuan dan kekayaan pengalaman (field of knowledgedanfield of experience).

Para orang tua, mohon petunjuk pada Tuhan Yang Maha Kuasa yang tidak tidur dan menguasai alam raya, agar diberikan bantuan untuk menjaga sang buah hati sebagai calon pemimpin di Indonesia Emas.

Teladan dan nasehat orang tua diperlukan untuk pribadi anak agar memiliki kekuatan keimanan. Kuat dalam hal ini akan memberikan pribadi yang terbentuk dengan sendirinya. Dengan iman, kebesaran hanya milik Allah, dan kalau Allah berkehendak akan memberikan yang terbaik

Kuat

Adalah negara dengan rangkaian kata Waras, Wasis, Wareg dan Mapan. Bila anak bangsanya waras, mereka sehat jasmani dan rohaninya. Yang dimaksud adalah penduduknya mempunyai kesehatan jiwa dan raga yang tinggi dan mumpuni.

Kemudian wasis, yaitu pandai. Maksudnya, bangsa mempunyai warga yang pandai. Kemudian wareg, adalah tidak kekurangan pangan, berarti bangsanya mempunyai ketahanan pangan yang kuat. Dan yang terakhir adalah mapan, yaitu sudah mempunyai jati diri yang kuat. Bangsa itu mempunyai warga yang masing-masing berjati diri kuat.

Bangsa itu adalah Bangsa Indonesia dalam cita-citanya menjadi bangsa yang kuat.

Maka peran orang tua untuk pembentukan karakter anak sebagai calon pemimpin Indonesia Emas mendatang sangat diperlukan.

Dra.Novi Saptina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun