Siapakah Dr. R. H. Soetomo dan Istrinya itu ?
Wawancara dengan Dr. R. H. Soetomo
T : Sebagai keluarga Muslim kenapa justru Bapak tertarik pada budaya Keroncong?
J : Bagi saya yang muslim, Allah itu menyukai keindahan dan kesyahduan. Musik keroncong tentu saja keindahan dan kesyahduan seperti sebuah penggalan bait dalam Lagu “Oh Tuhanku, Aku mengetuk pintuMu..., Tak kuasa kumelangkah ......”. Lagu itu akan mengasah hati pendengar untuk menebalkan imannya. Naah musik keroncong pun turut andil dalam pengimanan manusia yang lemah seperti kita ini.
T : Saya melihat Pagelaran Bapak ini sangat kental dengan nuansa sejarah Indonesia meskipun tampilannya adalah budaya dalam Seni Musik Keroncong. Begitu yang saya tangkap, kenapa Pak ?
J : Naah itu seperti dalam turut andilnya dalam penebalan keimanan tadi. Musik keroncong pun akan mempunyai kontribusi dalam penanaman nasionalisme bangsa, lagu-lagu keroncong menyertai sejarah Bangsa Indonesia. Lagu Sepasang Mata Bola, Bung, Jembatan Merah, Candra Buana..... itu lagu-lagu yang tercipta ketika bangsa kita berjuang dalam Kemerdekaannya. Pada waktu merdeka, lagu-lagu itu dinyanyikan. Kehadirannya menimbulkan kenangan masa berjuang. Pada masa kini, sebagai hadiah dokumentasi pada anak cucu bangsa bahwa pendahulunya adalah pencipta karya-karya yang besar, yang menghargai bangsanya.
T : Luar biasa pak, saya merinding mendengar ini pak. Bagaimana bapak bisa kompak dengan Isteri memperjuangkan ini semua pak ?
J : Kesamaan pandang. Jadi, saya dan istri saya mempunyai kesamaan dalam melihat Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat. Keroncong menjadi musik khas Indonesia yang akan mengangkat derajat Bangsa Indonesia. Keunikan keroncang mewakili karakter Indonesia yang pas.
T : Caranya bagaimana pak ?
J : Jiwa mencintai bangsa, itu bisa didapat karena mengalami, membaca, dan mendalami apa yang ditinggalkan para pendahulu. Saya dan istri saya mengalami peristiwa sejarah itu namun kita juga membaca dan mendalami yang ditinggalkan para pendahulu. Kami berkeyakinan mencintai negara adalah bukti keimanan kami.