Mohon tunggu...
Novi Saptina
Novi Saptina Mohon Tunggu... Guru - Guru berprestasi di bidang bahasa dan menaruh perhatian pada kajian sosial dan budaya

Penulis adalah guru. Dalam bidang seni, dia juga menulis skenario drama musikal dan anggota paduan suara. Penulis juga sebagai pengurus lingkungan sekolah. Pada jurnalistik, penulis adalah alumni Akademi Pers dan Wartawan dan turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Dengan Cinta kami Berkumpul

8 Agustus 2015   21:07 Diperbarui: 8 Agustus 2015   21:07 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga

                         Cipt: Abdul Madjid Hs.Ayah Ibu Orang Tuaku

Kakak Adik Saudaraku

Kami hidup Aman Sentosa

Dilindundungi Allah Ta'ala

Alangkah Senang

Hidup Rukun dalam Rumah

Kuberbakti pada Tuhan

Kuhormati Orang Tuaku

    

    [caption caption="Anak cucu berkumpul dengan membawa cinta "][/caption]                                                                           

Lagu ini seolah mewakili arti sebuah pertemuan yang berada disebuah perbukitan di Pengalengan di rumah Mr Boshca. Cinta telah membawa keluarga yang berregenerasi itu berkegiatan tadabur alam, bermain dan berekreasi dengan berkumpulnya seluruh keturunan Abdul Madjid Harsolumakso.

Lagu itu adalah Ciptaan dari Kakek buyut mereka bagi generasi terkecil keluarga itu.

Tidak gampang untuk mengumpulkan keluarga dan membuat acara bersama dengan saudara-saudara yang sudah berkeluarga dan saling sibuk brsama dengan karir dan keluarga, kalau bukan krena tekad yang kuat dan kesungguhan untuk menciptakan kebersamaan hal ini tidak mungkin akan terlaksana

Rupanya Sang Kakek buyut itu memang lebih suka memberikan nasehat Lewat Lagu. Siapakah sebetulnya Abdul Madjid dan keluarga ini?

Tempat Ternyaman

Keluarga adalah tempat nyaman untuk melepaskan kepenatan dalam kehidupan sehari- hari. Beban kerja dan berbagai tekanan mendera. Namun kembali kepada keluarga telah menjadikan kembali segar dan bertenaga kembali. Tawa anak adalah support kehidupan yang ampuh. Pun tangisnya menjadi musik untuk mengisi relung kalbu mempertajam kecerdasan kalbu untuk terus berjuang.

Didalam keluarga tempat kita melepas topeng-topeng yang kita buat sendiri selama bekerja mencari nafkah dan kembali kepada keluarga menjadikan peningkatan yang tadinya memakai topeng, meningkat kesadarannya dengan ikhlas dalam kembali bekerja. Bukan topeng lagi namun jiwa yang bersih dan ikhlas menjalani rangkaian bekerja.

Sedangkan keluarga besar adalah tempat untuk mendiskusikan segala kemajuan bersama.Kemajuan peningkatan dan pengembangan diri dan keluarga kecil.Bersatu dalam keluarga besar memperkuat kenangan dan imajinasi yang dibangun untuk kemajuan ilmu, amal dan iman agar tumbuh subur dan terawat apik. Pun bukan tempat mustahil menumbuhkan kreatifitas bidang- bidang yang dibangun bersama keluarga besar.

Bagimu Cintaku

Adalah laki- laki Abdul Madjid itu. Meskipun bekerja di Pemda pada jaman Pemerintahan Belanda di Surakarta, namun darah seninya menuntunnya selalu membuat lagu- lagu untuk pribadi ataupun untuk organsasi.

Menikah dan mempunyai anak seperti layaknya manusia, Abdul Madjid mendidik putra-putrinya dengan ketelatenan. Dia berpesan pada anak- anaknya bahwa pendidikan adalah satu-satunya yang akan diwariskan dalam hidupnya.

Anak- anak pun segera tahu bahwa mereka harus bersekolah dengan sungguh sungguh agar warisan itu terwujud dengan baik. Mereka juga tahu bahwa orang tuanya adalah pejuang hidup yang lurus , bukan pengusaha yang kaya raya. lebih memberikan pengertian yang mendalam bahwa dengan ilmulah para keturunan Abdul Madijd itu akan menggunakan hidupnya.

Tahun demi tahun berganti. Dan semua sudah mendapatkan arti kata yang tersimpan dalam pesannya. Namun Abdul Madjid dan istri sudah meninggalkan anak- anaknya untuk mendahului menghadap Sang Khalik.

Kini anak-anak sudah membangun keluarganya sendiri-sendiri sudah menurunkan lagi generasi berikutnya. Keluarga keturunan Abdul Madjid pun menjadi banyak jumlahnya dan banyak kawasan kehidupan serta pengalamannya.

Anak keturunan Abdul Madjid selalu mengenang orang tuanya sebagai bentuk baktinya pada orang tuanya.Berbagai cara selalu digali untuk semua itu. Dari berkumpul dengan cara sederhana sampai terakhir dengan menaklukkan Malabar di rumah Boshca itu adalah wujud kesetiaan pada orang tua yang mereka cintai.

Rupanya lagu diatas adalah salah satu dari nasehat yang diwariskan untuk anak cucunya dan dimengerti betul oleh mereka. Anak-anak Abdul Madjid.

Senyum Anakku

Jadi jawaban Lead diatas adalah Abdul Madjid adalah seorang laki-laki biasa dengan cinta yang luar bisa yang mendidik istri dan anak- anaknya untuk saling berbagi cinta dan senyum untuk keluarga kecil dan keluarga besar serta sesama manusia, agar mengubah dunia karena perubahan yang berawal dari diri dan keluarga. Abdul Madjid dan istrinya sepakat betul bahwa keluarga yang kuat akan menjadikan masyarakat dan bangsa yang kuat karena masing-masing keluarga mendalam tingkat standar isi dan kedewasaannya.

Abdul Madjid adalah laki-laki biasa yang membangun keluarganya dengan cara yang tidak biasa pada jaman itu.Dengan segala kemampuannya untuk diterapkan pada jaman itu, bekerja keras, mencipta lagu, memasuki organisasi adalah cara yang diteladankan pada istri dan anak-anaknya. Dan kini anak-anaknya pun bisa menterjemahkan teladannya itu dengan terus berkemajuan membangunnya.

Ya Allah terimakasih semua karunia, mohon maaf segala salah dan khilaf, berikanlah kekuatan untuk memberdayakan dan memajukan seluruh teladan orang tua kami dengan kerja, Capaikanlah gayuhan segala cita-cita mulia kami....

Ya Allah tempatkanlah tempat terbaik pada orang tua kami....

 

(Dra. Novi Saptina Abdul Madjid)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun