Mohon tunggu...
Novi Nurul Khotimah
Novi Nurul Khotimah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah dengan hati

GURU MULIA ADALAH GURU YANG BERKARYA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senandung Tanpa Syair Pada Kereta Malam

29 Agustus 2023   19:24 Diperbarui: 29 Agustus 2023   19:46 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://reviens.id/post/kereta-malam

"Baik Pak Riyan, nanti saya segera berkemas setelah selesai acara inti, tidak ikut bersama teman-teman dalam acara ramah tamahnya, "jawab Nilam sambil berdiri dari duduknya, begitupun dengan Pak Riyan beranjak menuju ruang kamar masing-masing karena suara adzan maghrib telah memanggil.

"Nilam, koq lama banget masuk ke kamarnya? Memangnya teman-teman masih pada menikmati indahnya sore di atas gitu?" Erna menyerbu dengan berbagai pertanyaan saat membukakan pintu kamar hotel untuk Nilam.

"Tadi saat aku hendak beranjak dari tempat duduk tetiba Pak Riyan datang menghampiriku. Dia bertanya kapan acara malam ini dimulai, sekaligus mengingatkan aku kembali tentang kepulangan dengan kereta malam ini,"Nilam menjawab pertanyaan Erna seraya bersiap memasuki kamar mandi untuk mengambil wudhu karena adzan maghrib telah tiba.

"Hemmm.....ada yang kangen rupanya nih sampai mencari-cari sampai ke ujung langit!" seloroh Nilam sambil tersenyum seraya mengedipkan mata.

"Hush...jangan bikin issue dong Er!" jawab Nilam seraya balik badan menghampiri Erna untuk menutup mulut dengan tangannya. "Aku saja sedang mempersiapkan diri, menata hati memikirkan perjalanan pulangku nanti bersama Pak Riyan, membayangkan perjalanan panjang selama kurang lebih enam jam, betapa rikuhnya aku Erna," sambung Nilam seraya menatap Erna seperti memohon dukungan, jangan nambah beban dengan menebar issue.

"Iya iya Nilam sayang sahabatku yang baik, aku mengerti dirimu Nilam, aku hanya bercanda, sana buruan mandi," seru Erna sambil memeluk Nilam.

"Nah, begitu dong, itu baru namanya sahabat hebatku," kata Nilam sambil membalas pelukan Erna sahabatnya itu kemudian bergegas ke kamar mandi.

Tiada terasa waktu sudah menunjukkan pukul 19.30 wib. Itu berarti saat acara inti pisah sambut sahabat-sahabat yang purnabakti, mutasi dan promosi akan segera di mulai. Nilam segera bergegas memasuki ruang Ballroom Hotel setelah ia berkemas berganti kostum sekaligus packing untuk kepulangannya malam ini juga bersama Kepala Kantor di tempatnya bekerja kembali ke kota dimana ia tinggal.

Sesampainya di Ballroom Nilam sudah ditunggu teman-temannya sudah menunggu begitupun dengan sahabatnya Erna. Erna yang tidak diperkenankan menunggu oleh Nilam saat Dia berkemas.

"Erna, dirimu pergi duluan saja ya ke Ballroom, jangan nunggu aku, aku masih harus packing barang-barangku," pinta Nilam sambil melipat baju-baju dan dimasukkan ke dalam koper.

"Tidak apa-apa Nilam, aku tetap setia koq nunggu kamu,"ujar Erna sambil tersenyum manis menatap Nilam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun