Mohon tunggu...
Novi Nurul Khotimah
Novi Nurul Khotimah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah dengan hati

GURU MULIA ADALAH GURU YANG BERKARYA

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menengok Wisata di Negeri Jiran

31 Desember 2020   11:50 Diperbarui: 31 Desember 2020   12:04 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa orangnya yang tidak merindukan wisata di suasana liburan? Berjalan-jalan dengan hati riang gembira, suka cita merenda bahagia bersama keluarga kecil atau keluarga besar tercinta, rekan-rekan kerja, sahabat-sahabat dekat atau dengan siapapun itu. Saya yakin suasana seperti itu sangatlah dirindukan kini. Masa pandemi covid-19 yang hampir satu tahun telah merenggut bahagia itu.

Meskipun saya perhatikan tetap saja masih ada diantara mereka yang tetap menjalani liburan bepergian ke tempat-tempat wisata baik dalam maupun luar kota dengan menerapkan protokol kesehatan tentunya. Tetapi saya rasa perjalanan liburan itu tidaklah mendapatkan ketenangan, kenyamanan dan keamanan seperti dalam keadaan normal. Menikmatinya pun kurang maksimal karena dihantui rasa kecemasan terpapar virus mematikan itu yang memang nyata adanya kini.

Pun begitu dengan saya yang sangat merindukan suasana berlibur beserta keluarga terkasih dengan nyaman, terlindung dari rasa aman tidak was-was selama menjalani liburan. Nyaris satu tahun ini saya beserta keluarga tidak berani untuk memaksakan diri berlibur ke area-area wisata yang dikunjungi banyak orang, terlebih berlibur ke daerah perkotaan. Kalaupun sekedar mencari udara segar atau refreshing untuk mengobati kepenatan yang mendera, daerah pegununganlah yang menjadi pilihan. Meskipun kekhawatiran tetaplah ada.

So, salah satu cara saya untuk mengurai rindu menikmati suasana liburan ke berbagai tempat adalah dengan cara merangkai kata, menuliskan jejak petualangan saat liburan ke berbagai kota saat masa pandemic covid-19 ini belum merajalela di muka bumi Pertiwi ini khususnya dan di seantero dunia pada umumnya. Saya harus berfikir seribu kali untuk dapat memutuskan melakukan perjalanan liburan kali yang sarat resiko. Mengingat, menimbang, memantau perkembangan informasi kasus covid-19 yang kian melonjak naik bagaikan harga cabe di penghujung tahun ini.

Perjalanan wisata yang akan saya tuangkan melalui tulisan ini adalah perjalanan saat berkesempatan beberapa hari bisa menjelajah negeri Jiran Malaysia pada awal tahun 2020 ini, tepatnya minggu terakhir bulan Januari 2020. Salah satu harinya bertepatan dengan hari lahir gadis remaja saya pada tanggal 26 Januari 2020 yang ke-16. Tiada yang menduga, tiada pula yang mengira jika tahun ini sektor pariwisata di jagat raya terdampak hebat oleh pandemi.

foto Kualalumpur dari lantai 38 The Robertson
foto Kualalumpur dari lantai 38 The Robertson

Dengan diantar sopir yang sudah terbiasa mengantar keluarga, saya beserta keluarga kecil memulai perjalanan dari Kota Cirebon menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta usai menjalankan sholat subuh. Tiket penerbangan pergi pulang dan penginapan sudah dipesankan melalui jasa online satu bulan sebelumnya dengan pertimbangan harga agar masih bisa berdamai hehe...

Membutuhkan waktu tiga jam untuk bisa sampai ke bandara. Masih cukup waktu untuk chek in pesawat dengan penerbangan pukul 09.05 dari Jakarta, perkiraan tiba pukul 12.05 di Bandara Internasional Kualalumpur. Namun rupanya cuaca saat itu kurang bersahabat, hujan deras melanda kurang lebih dua jam. 

Delay pesawatpun tidak bisa dihindari. Suasana landasan di bandara gelap tertutup curah hujan yang tinggi. Sempat terbersit kecemasan dalam batin saya dalam melakukan penerbangan ini. Namun dengan kekuatan do'a dan hadirnya sebuah Novel yang berjudul "Re" karya Maman Suherman (Kang Maman) mampu mengobati kecemasan saya saat menunggu delay hingga boarding pass pun dilakukan setelah cuaca di Bandara Internasional Soekarno Hatta bersahabat kembali.

dok.novi nurul khotimah
dok.novi nurul khotimah
Sebelum pesawat take off, seluruh penumpang dalam pesawat dilakukan penyemprotan disinfektan karena pada saat itu wabah korona sudah muncul di negeri asalnya Wuhan China, belum meranggas di negeri ini. Siapapun tidak ada yang menyangka ternyata corona belum pergi hingga kini, memasuki masa satu tahun ini.

Berada di atas langit, berjalan diantara awan pada ketinggian kurang lebih 35.000 kaki selama tiga jam tiada terasa sudah ditempuh untuk tiba di Bandara Internasional Kualalumpur. Dengan menggunakan jasa transportasi yang dipesan via online saya bersama keluarga menuju tempat penginapan The Robertson berada di Jalan Pudu Bukit Bintang, Kualalumpur. Sebuah apartemen yang cukup refresentatif bagi saya dan keluarga yang mencoba membolang di Negeri Jiran beberapa hari. Lokasi yang strategis untuk menikmati liburan dengan pusat-pusat wisata, kuliner dan belanja.

dok.novi nurul khotimah
dok.novi nurul khotimah
Lokasi wisata dan belanja yang dapat saya kunjungi diantaranya sebagai berikut.

1.  Batu Caves

Batu Caves adalah sebuah bukit kapur yang memiliki serangkaian gua dan kuil gua, terletah di distrik Gombak, Selangor, Malaysia. Tempat ini dinamai Sungai Batu yang mengalir melewati bukit. Batu Caves juga merupakan nama desa terdekat.

Gua ini adalah salah satu kuil Hindu di luar India yang paling popular, yang didedikasikan untuk Dewa Murugan.

Begitulah informasi yang saya buka dari Wikipedia sebelum saya berkunjung ke salah satu objek wisata di Malaysia ini. Dan memang ketika dapat melihat dengan kedua mata sendiri, sungguh sangat menakjubkan tempat ini. Objek wisata ini merupakan salah satu objek wisata yang memiliki daya tarik luar biasa, unik tempatnya, sarat dengan kehidupan orang India. Pengunjung berbondong-bondong untuk menikmati objek wisata ini. Sesama orang Indonesia pun banyak saya jumpai di lokasi wisata ini.

dok.novi nurul khotimah
dok.novi nurul khotimah
2. Genting Highland

Menuju ke lokasi ini membutuhkan waktu kurang lebih dua jam perjalanan dari lokasi penginapan. Medan jalan perbukitan menuju ketinggian adalah rute yang dilalui. Sebelah kanan kiri jalan disajikan pemandangan alam yang sangat mengagumkan, sehingga perjalanan panjang kurang lebih 50 km tidak membosankan, yang ada hanyalah decak kagum atas segala ciptaan-Nya. Tempat yang pertama saya kunjungi adalah :

- Taman Santai Strawberri Genting

dok.novi nurul khotimah
dok.novi nurul khotimah
Di area wisata ini pengunjung dimanjakan dengan hamparan ranumnya buah strawberry yang merah merona, lautan tanaman bebunga warna warni beraneka ragam jenis yang sangat elok dipandang dan dinikmati keindahannya. Sangatlah betah berlama-lama di tempat ini bagi saya yang penyuka bunga-bunga dengan aneka warna.

dok.novi nurul khotimah
dok.novi nurul khotimah
Pusat belanja aneka varian coklat. Dari harga termurah hingga yang termahal. Bentuk kemasannya yang unik, menarik minat membeli jaadi makin tinggi. Jangan ditanya bagaimana rasanya...hemmm...yummy nian..hehe...

dok.novi nurul khotimah
dok.novi nurul khotimah
- Chin Swee Caves Temple

Untuk bisa sampai ke tempat ini merupakan perjuangan yang tidak mudah, karena lokasi yang berada di ketinggian 4.600 kaki di atas permukaan laut. Sungguh sangat memacu adrenaline terutama yang punya riwayat takut akan ketinggian. Dengan menaiki kereta gantung yang membelah gunung, melesat menuju langit hingga rasanya mampu menyentuh awan, saking tingginya medan yang dituju. 

dok.novi nurul khotimah
dok.novi nurul khotimah
Belum lagi uji kesabaran yang bukan main ketika menjalani antrean yang mengular panjang, berbelok-belok entah berapa kali belokan yang dibatasi pembatas hingga berjam-jam untuk dapat bagian giliran masuk naik ke dalam kereta gantung untuk mencapai pusat wisata yang ada di atas awan, begitulah menurut saya hehe.. kemudian berputar kembali menuju terminal untuk memasuki Chin Swee Caves Temple ini. Tidak cukup hanya turun dari kereta gantung langsung ke area ini, tetapi jalur yang ditempuh masih sangat jauh dengan menuruni tujuh escalator jika tidak salah untuk sampai di pelataran Chin swee caves temple ini. Namun demikian perjalanan panjang itu terbayar saat melihat keelokan, kecantikan tempat ini.

dok.novi nurul khotimah
dok.novi nurul khotimah
3. Menara Kembar Petronas

Menara Kembar ini menjadi ikon negara Malaysia. Daya tariknya menara pencakar langit tertinggi di dunia ini pada masanya sangat mewajibkan pelancong mengunjunginya, terlebih di saat malam hari dimana akan disajikan atraksi airmancurnya yang sangat menawan. Begitupun dengan saya yang tak ingin melewatkan kunjungan ke area wisata menara kembar petronas ini di Kualalumpur Malaysia ini.

dok.novi nurul khotimah
dok.novi nurul khotimah
4. Putrajaya

Putrajaya adalah pusat administrasi (pemerintahan federal) Malaysia yang menggantikan posisi Kualalumpur. Didirikan pada 19 Oktober 1995, namanya diambil dari nama Perdana Menteri Malaysia yang bernama Tunku Abdul Rahman Putra dan juga menjadi wilayah persekutuan Malaysia yang ketiga (2 wilayah lainnya adalah Kuala Lumpur dan Labuan) (Wikipedia).

dok.novi nurul khotimah
dok.novi nurul khotimah
Mengunjungi kawasan Putrajaya yang sangat luas, menyisakan decak kagum saya tak henti-henti. Mulai dari memasuki kawasan hingga ke pusat pemerintahannya. Semakin takjub ketika memasuki Mesjid Putrajaya nan megah juga sangat indah, memiliki nilai-nilai artistik yang sangat tinggi. Masya Allah...berada di dalam masjid berasa berada di surganya dunia.

dok.novi nurul khotimah
dok.novi nurul khotimah
5. Sungei Wang

dok.novi nurul khotimah
dok.novi nurul khotimah
Sungei Wang merupakan salah satu tempat yang saya kunjungi, lokasi yang hanya berjarak ratusan meter saja dari penginapan. Tempat yang asyik buat berbelanja oleh-oleh negeri Jiran Malaysia. Mulai dari pernak-pernik, baju-baju, tas-tas dan lain sebagainya dengan harga yang bersahabat di dompet. Selain berbelanja juga, tempat ini asyik buat jalan-jalan, foto-foto ataupun kuliner.

dok.novi nurul khotimah
dok.novi nurul khotimah
Itulah beberapa tempat yang bisa saya kunjungi saat mengisi liburan ke negeri Jiran Malaysia di awal tahun 2020 sebelum pandemic covid-19 mewabah ini.

Rasanya waktu saya belumlah cukup untuk menjelajah negeri tetangga ini hanya dengan hitungan hari. Namun demikian setidaknya kunjungan kali ini semakin menambah rasa kesyukuran saya kepada Sang Pemilik Alam ini atas diberinya rezeki, kesempatan untuk melanglangbuana ke negeri tetangga yang masih satu rumpun ini. Bahwa keberadaan saya ini sangatlah kecil di hadapan-Nya ketika menyaksikan betapa agung-Nya semua ciptaan-Nya di alam semesta ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa segera menurunkan kekuasaan-Nya untuk memusnahkan wabah yang melanda dunia hampir satu tahun ini.

Cirebon, 31122020

Novi Nurul Khotimah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun