Karena akan berada jauh dari rumah, dan bisa jadi juga jauh dari dokter dan rumah sakit, penting bagi kita untuk menyiapkan tas tersendiri yang khusus memuat obat-obatan tertentu. Ini penting sebagai tindakan mitigasi agar jika sewaktu-waktu mengalami kendala kesehatan, kita tahu bagaimana cara mengatasinya.
Misalnya saja, karena saat liburan biasanya makan sekenanya, eh, tau-tau terkena diare. Duh, bukannya asyik liburan malah harus menahan rasa sakit di sekitaran perut. Atau, karena terlalu asyik liburan hingga tenaga benar-benar terpakai beraktivitas, eh, nggak taunya malah kecapaian dan timbullah demam.
Yang lebih menyiksa lagi, sakit gigi saat sedang berada jauh dari dokter ataupun rumah sakit. Nah, lhoh, gimana tuh?
Untuk itu, obat-obatan adalah elemen penting yang tak boleh terlewatkan. Berikut beberapa jenis obat-obatan yang biasa saya bawa saat berwisata:
- obat penurun panas (paracetamol)
- obat pereda nyeri (ibuprofen)
- obat maag
- obat diare
- obat penambah darah
- obat tetes mata
- koyo untuk pegal-pegal
- plester untuk luka
- obat masuk angin
Kok banyak banget? Kesannya memang banyak, ya. Tapi, kebanyakan dari obat-obatan ini kan berbentuk kapsul. Sehingga sebenarnya tidak terlalu menyita banyak tempat dalam ransel dan juga tidak menambah beban.
Oh ya, penting juga untuk meletakkan obat-obatan ini di tempat yang paling mudah untuk dijangkau dari ransel. Misalnya, di kantong paling luar dari ransel agar tidak menyulitkan saat kita membutuhkannya sewaktu-waktu.
2. Kompas
Bagi para backpacker yang juga harus beribadah (sholat) dimanapun, kompas ini penting hukumnya.
Loh, kan bisa cari masjid atau musholla? Ya, bisa juga sih. Tapi kan, tidak di semua tempat dapat kita temukan tempat ibadah. Misalnya saat hopping islands, atau saat berwisata ke luar negeri yang notabene bukan negara muslim.
Mau tidak mau, kita harus mencari tempat yang cukup nyaman untuk beribadah tanpa mengganggu pewisata lainnya. Misalnya, di taman terbuka atau di sudut-sudut bangunan lainnya.
Lhoh, kan ada penunjuk arah digital, di ponsel misalnya? Ya, betul juga. Tapi, tidak semua tempat pun dapat dijangkau oleh sinyal yang cukup kuat saat menggunakan kompas digital. Atau misalnya, saat ponsel kita bermasalah.